REDAKSI8.COM– Sejumlah warga Ujung Murung Kelurahan Tanjung, Tabalong, yang akan direlokasi ke Kelurahan Agung mengaku siap pindah ke lokasi pemukiman baru.
Namun mereka meminta pembangunan rumah di pemukiman baru diselesaikan terlebih dulu, supaya mereka memiliki tempat tinggal saat pindah dari Ujung Murung.
Berangkat dari sana, sebanyak 15 kepala keluarga di Ujung Murung, RT 4 Kelurahan Tanjung akan direlokasi ke lahan pemukiman baru seluas 1,3 hektar di RT 2 Kelurahan Agung, Kecamatan Tanjung, pada tahun 2023 ini.
Alasan warga direlokasi, karena pemukiman yang mereka tinggali sekarang rawan longsor dan berada di Bantaran Sungai Tabalong.
Warga Ujung Murung RT 4, Sulaiman mengaku, para warga bersama Pemkab Tabalong sudah melakukan rapat terkait rencana relokasi tersebut.
Hasilnya, 15 KK akan direlokasi untuk tahap pertama.
Lalu mereka pun sambungnya, siap dengan syarat pembangunan pemukiman baru harus rampung.
“Nah kahandakan dari kami disini nih artinya tu kami meminta kepada pemerintah kami siap pindah kesana tapi tolong jakanya ibaratnya posisinya tu bangunkan lah dulu disana jadi kami siap mamindah barang kami kasana barataan (nah keinginan kami disini, kami minta kepada pemerintah untuk dibangunkan dulu bangunan rumahnya, supaya kami tinggal memindah barang-barang kami saja lagi), Alhamdulillah sudah kami sampaikan samalam (kemarin<–red) dan pemerintah menyetujui.” terang Sulaiman.
Sementara itu warga Ujung Murung RT 4 yang belum termasuk rencana relokasi tahap pertama, Siti Zainab berharap mereka juga akan direlokasi ke pemukiman baru, mengingat kondisi tebing sungai di belakang rumahnya semakin terkikis.
“Belum, tapi ada perencanaan sudah semalam tu(kemarin<–red), sudah dipadahi oleh bubuhannya bahwa taumpat jua jar kaitu, keinginan kami tu ya mun kawa samakan aja pang dapat kaitu jua(sudah kami sampaikan kepada mereka bahwa kami nanti akan dipindahkan juga, keinginan kami juga disamakan dapat tempat tinggal juga,” jelasnya.
Siti Zainab menceritakan, sebelumnya kondisi di belakang rumahnya masih berupa tanah lapang.
Bahkan terdapat jalan raya serta pelabuhan pertamina dan angkutan kayu.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu selama 62 tahun sepanjang usianya, lahan tersebut terus menyempit dan terkikis saat air sungai Tabalong naik.