REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Tren coffeeshop memang tidak pernah mati baik itu dikalangan orang tua, dewasa, hingga remaja dan anak-anak justru semakin melesat.
Sebab, coffeeshop menjadi salah satu tujuan utama konsumen untuk menikmati rasa serta suasana yang ditawarkan dan pengalaman yang diciptakannya.
Karena pengalaman menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan seorang konsumen dalam menentukan coffeeshop yang hendak dikunjungi.
Seperti coffeeshop yang berada di tengah-tengah Pasar Bauntung, Kota Banjarbaru yakni Tjap Abah menjadi tempat kopi satu-satunya ada di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (IKP Kalsel).
Owner Kopi Tjap Abah, Sofwan menyampaikan, jika ditilik lebih jauh sebenarnya dirinya bersama keluarga sudah berkecimpung didunia kopi sejak tahun 2002.
“Sekitar 9 bulan ada di Pasar Bauntung ini, tapi kami sendiri sebenarnya sudah ada kedai kopi juga sejak tahun 2019 di simpang Palam sana,” ujarnya, Senin (7/4/25).
Sofwan menjelaskan, dengan dibukanya kedai kopi di tengah-tengah pasar ini bertujuan agar semua orang bisa menikmati kopi yang rasanya benar-benar kopi, bukan hanya rasa manis dari susu saja.
Selain itu, kebanyakan orang jika ingin menikmati kopi harus ke coffeeshop terlebih dahulu dengan harga yang menurutnya relatif tinggi.
“Dengan masuk di pasar tradisional dan modern kaya gini kami pengen membuat kopi menjadi minuman semua kalangan,” tuturnya.
“Jadi harga Rp5 ribu dan Rp12 ribu itu sudah pakai kopi beneran dan terasa kopinya,” tambahnya.
Selain minuman kopi yang siap saji, Kopi Tjap Abah juga menjual kopi biji dan bubuknya, sehingga dapat menawarkan experience baru bagi para konsumen.
“Disini sepertinya belum ada yang menjual kopi biji dan kopi bubuknya yang digiling langsung didepan mata pembeli,” katanya.
Ia mengungkapkan, ternyata antusias masyarakat sangat luar biasa. Karena masih merintis dirinya memperkirakan mungkin satu sampai dua tahun, namun nyatanya baru sebulan dua bulan buka sudah banyak peminatnya.
“Kami tidak mengundang influencer, karena kami takut tiba-tiba viral dan ngga bisa menjalankan operasional dengan baik tapi alhamdulillah secara perlahan datang satu media datang lagi selebgram ataupun Foodploger yang lainnya,” ungkapnya.
Adapun dalam satu hari Kopi Tjap Abah ini bisa menjual 30 sampai 50 gelas, sedangkan dihari weekend mencapai 80 gelas.
Dimana, untuk olahan kopinya sendiri dibuat full manual semua, misal seperti kopi tradisional menggunakan metode kopi saring, sedangkan kopi susu dinginnya pakai mocha float.
“Biji kopinya ada dari Lampung dan juga dari Toraja, dan itu di rosting sendiri. Kami mau menargetkan target marketnya pasar, jadi ingat ngopi di pasar ingat kopi Tjap Abah,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu pembeli dari Guntung Manggis, Karmila mengaku, kopi yang berada di tengah-tengah pasar seperti ini merupakan inovasi yang sangat bagus.
“Rasanya untuk harga yang Rp12 ribu worth it sih, ngga kaya kopi-kopi lain, biasanya kalau kopi murah itu rasanya dominan susunya atau banyakan air tapi ini pas,” tutupnya.

