REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Sejumlah saluran air atau kanal di Kota Banjarbaru mulai di aktifkan.
Diyakini, pengaktifan kanal dapat membantu mempermudah pembasahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang semakin hari semakin meluas.
Sepanjang bulan Agustus, dampak karhutla apalagi di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) begitu terasa.
Ada dua wilayah di Banjarbaru yang paling parah terdampak oleh karhutla. Pertama Liang Anggang, kedua Landasan Ulin.
“Wilayah paling terdampak Karhutla adalah Liang Anggang dan Landasan Ulin. Jadi perlu sinergi, kolaborasi, untuk kita bisa menekan angka kebakaran hutan dan lahan di Kota Banjarbaru,” ujar Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin, saat berdialog dengan tokoh masyarakat, Forum RT, RW, dan LPM, di Aula Kecamatan Liang Anggang, Kamis (31/8/23).
Salah satu cara mengantisipasi Karhutla menurutnya membersihkan kanal-kanal yang ada.
Supaya kanal-kanal tersebut dapat berfungsi membantu pembasahan serta mengurangi kebakaran hutan.
“Kanal-kanal itu sudah banyak yang rusak, banyak yang tertutup, kemarin sudah dibersihkan agar dirawat bersama,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, Zaini Syahrani mengatakan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klomatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak panas terjadi di akhir bulan September.
“Diperkirakan bulan November masih terjadi panas, tapi puncaknya ini terjadi di bulan September,” katanya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan melakukan pembasahan lahan dibeberapa tempat di Kota Banjarbaru, salah satunya dengan membuka embung di Guntung Damar, Landasan Ulin.
“Hari ini tadi jam 07.00 bersama Pemprov membuka embung untuk pembasahan, dialirkan dengan pompa dengan Kementrian PUPR,” pungkasnya.
Diketahui, saat ini lahan yang terbakar sudah mencapai angka 471,039 hektare, dimana wilayah yang terluas adalah di Kecamatan Landasan Ulin, yaitu 227,86 hektare dengan banyaknya 103 kejadian.



