REDAKSI8.COM, SAMARINDA– SMAN 10 Samarinda mencatat prestasi nasional dengan terpilih sebagai salah satu dari 12 sekolah di Indonesia yang akan bertransformasi menjadi Sekolah Garuda Transformasi pada tahun 2025.

Program itu merupakan bagian dari inisiatif prioritas (Quick Win) Presiden Prabowo Subianto dalam membangun talenta sains dan teknologi nasional.
Dalam kunjungan kerja untuk meninjau persiapan transformasi, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, Stella Christie, beserta rombongan tiba di SMAN 10 Samarinda, Jalan PM Noor Nomor 1, Sempaja Timur, Rabu (18/6/2025).
“Sekolah Garuda dirancang sebagai sekolah unggulan berfokus pada pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) yang inklusif dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa,” jelas Christie dalam kunjungannya.
Penunjukan SMAN 10 Samarinda ini menandai babak baru pengembangan pendidikan berkelas dunia di Kalimantan Timur.
Rombongan Wamen, termasuk Dirjen Keilmuan dan Teknologi (Saintek) Ahmad Najib Burhani dan Direktur Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif Ardi Findyartini, melakukan analisis menyeluruh terhadap berbagai aspek sekolah.
Tim memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan (SWOT), serta mendokumentasikan manajemen sekolah, pendanaan, kurikulum, prestasi, dan kemitraan strategis yang ada.
Program Sekolah Garuda Transformasi bertujuan meningkatkan mutu SMA/MA berpotensi unggul melalui penguatan ekosistem sains dan teknologi modern. Fokus utamanya meliputi:
- Peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan.
- Penanaman pola pikir ilmiah (scientific mindset) pada siswa.
- Pembinaan siswa agar mampu bersaing masuk perguruan tinggi terbaik dalam dan luar negeri.
Penunjukan sekolah dilakukan secara selektif berdasarkan kriteria ketat seperti fasilitas memadai, sistem pendidikan kuat, prestasi siswa di bidang STEM, dan angka penerimaan ke perguruan tinggi.
Sekolah berasrama, inklusif, dan di wilayah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) mendapat prioritas.
Christie menekankan bahwa transformasi ini tidak mengintervensi proses seleksi siswa, rekrutmen guru, atau perubahan kurikulum sekolah.
“Fokus kami pada pembimbingan siswa, pelatihan guru, dan peningkatan manajemen sekolah untuk mendukung kesiapan menghadapi tantangan global,” tegasnya.
Menjawab pertanyaan, Christie membedakan dua skema Sekolah Garuda: Sekolah Garuda Transformasi (mengoptimalkan sekolah potensial yang sudah ada) dan Sekolah Garuda Baru (membangun sekolah baru).
“Sekolah Garuda adalah visi strategis Bapak Presiden untuk membangun ekosistem sains dan teknologi dengan memberikan akses pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, di mana pun mereka berada dan dari latar belakang apa pun,” papar Christie. Ia menegaskan program ini murni pendidikan, bukan program politik.
“Talenta terbaik ada di mana-mana. Saya yakin ada calon Marie Curie atau Einstein berikutnya di Kaltim, Kalbar, Aceh, Papua, NTT, seluruh pelosok Indonesia. Namun, kesempatan belum merata. Sekolah Garuda hadir untuk membangun kesempatan itu secara strategis,” imbuhnya.
Program ini didasari riset mendalam selama lebih setahun dan memiliki payung hukum kuat (Inpres No. 7/2024 dan Perpres yang segera terbit).
Menanggapi isu rencana pemindahan lokasi SMAN 10 Samarinda, Christie menyatakan Kemendikbudristek telah mengetahui informasi tersebut.
“Untuk skema Sekolah Garuda Transformasi, kewenangan sistem belajar mengajar sepenuhnya tetap berada di pemerintah provinsi. Kami bekerja sama memberikan pembinaan,” jelasnya.
“Kami percaya kebijakan daerah diambil untuk kebaikan rakyatnya dan agar Kaltim berprestasi. Apapun keputusannya, kami berharap keberlangsungan belajar mengajar serta kerja sama untuk Sekolah Garuda Transformasi tetap terjamin.”
Kunjungan ditutup dengan sambutan penutup Christie dan sesi foto bersama, menegaskan komitmen bersama membangun ekosistem pendidikan sains dan teknologi unggul di Indonesia, khususnya di wilayah timur.