REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Berdasarkan analisis data ketersediaan dan kebutuhan pangan strategis, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat kondisi surplus untuk komoditas daging ayam ras serta telur ayam ras pada bulan September 2025.

Kondisi itu menandakan bahwa pasokan pangan hewani didaerah berada dalam keadaan aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat.
Rinciannya, ketersediaan daging ayam ras mencapai 6.844.956 kilogram, sementara kebutuhan masyarakat hanya 4.239.052 kilogram, sehingga terdapat surplus sebesar 2.605.904 kilogram.

Sedangkan untuk telur ayam ras ketersediaannya sebanyak 9.612.630 kilogram, dengan kebutuhan masyarakat 4.058.554 kilogram, menghasilkan surplus sebesar 5.554.076 kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, Suparmi mengungkapkan, capaian surplus itu tidak terlepas dari kolaborasi kuat antara Pemerintah Daerah (Pemda), peternak, dan pelaku usaha perunggasan dalam menjaga keseimbangan produksi hingga distribusi.
Disbunnak Kalsel juga terus memantau keseimbangan antara produksi dan kebutuhan agar harga di tingkat produsen maupun konsumen tetap stabil.
“Surplus ini merupakan bukti nyata kerjasama yang baik antara seluruh pihak dalam menjaga ketahanan pangan hewani di Kalimantan Selatan,” ucapnya, Selasa (7/10/25).
Ia menjelaskan, dengan capaian tersebut stok daging dan telur ayam ras di Kalsel dinilai aman dan mencukupi sampai beberapa bulan kedepan.
Bahkan berpotensi mendukung pemenuhan kebutuhan pangan untuk program strategis Pemerintah, seperti penanganan stunting dan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selain itu, surplus juga membuka peluang bagi Kalsel untuk menompang pasukan ke darah lain apabila dibutuhkan.
“Kami akan terus mendorong peningkatan produktivitas peternak lokal melalui pendampingan, penguatan kemitraan, serta pengendalian harga agar kesejahteraan peternak tetap terjaga dan masyarakat mendapatkan akses pangan yang bergizi dengan harga terjangkau,” jelasnya.
Demikian, Kalimantan Selatan menegaskan posisinya sebagai salah satu daerah yang mampu menjaga ketahanan pangan hewani secara berkelanjutan.
“Sekaligus mendukung terciptanya kemandirian pangan ditingkat regional maupun nasional,” tuntasnya.