REDAKSI8.COM, BANJARMASIN – PJJ sudah berjalan di sekolah-sekolah Banjarmasin. Mulai dari tingkat PAUD sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah menerapkannya.
Kepala Sekolah SMPN 5 Banjarmasin, Bapak Zainal Hakim mengonfirmasi, pihak sekolah di tempatnya tidak mengalami kesulitan melaksanakan PJJ.
“Karena selama pademi Covid kemarin, kita sudah pernah melaksanakan (PJJ), artinya sudah berpengalaman,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan PJJ, guru-guru SMPN 5 Banjarmasin menggunakan berbagai metode, termasuk aplikasi pembelajaran online dan platform seperti Akun Belajar ID.
Setiap guru telah membuat grup pembelajaran untuk siswa mereka, dengan memberikan sejumlah materi pelajaran dan tugas rumah.
“Tentang tata caranya itu terserah gurunya apakah pakai zoom meeting atau penugasan atau menggunakan cara lain yang penting materi pelajaran tersampaikan, siswa bisa belajar,” tambah Zainal.
Namun disisi lain, menurut Zainal dampak dari kebijakan PJJ ini juga terasa di sektor ekonomi, khususnya kantin sekolah.
Dengan siswa-siswa yang belajar di rumah, kantin sekolah menjadi sepi.
“Nah itu dampak ekonominya tentu terasa oleh pengelola kantin, itu jelas,” ujarnya.
Ia berharap agar keadaan segera kembali normal.
“Harapan kita ya supaya kabut asapnya cepat berlalu, kebakaran hutan yang menjadi penyebabnya itu cepat diatasi dan anak-anak bisa beraktifitas seperti biasa dengan belajar tatap muka,” tutupnya.
Salah satu orang tua siswa TK yang tidak ingin disebutkan namanya, menyatakan pendapatnya terkait kebijakan PJJ itu baginya kurang efektif.
Sebab, meskipun dilaksanakan pembelajaran di rumah masih banyak anak-anak yang berkeliaran di luar.
Menurutnya lebih baik anak-anak tetap sekolah tetapi jam masuk yang dimundurkan atau jam belajarnya yang dipersingkat.
“Lihati anak-anak SD itu, masih kelayapan kesana-kemari. Lebih baik sekolah tapi Landung (dimundurkan jam masuk sekolah<-red), seperti itu tidak apa-apa, ibaratnya paling sebentar saja. Dari pada dia PJJ tidak berfungsi sama sekali. Keenakan gurunya,” jelasnya.