Desa Tambak Anyar kecamatan Martapura Timur melakukan bagarit tikus untuk menghadapi masa tanam padi, kegiatan tersebut dilakukan oleh masyarakat Tambak Anyar setiap tahunnya, karena hama tikus tersebut bila tidak di buru akan merusak tanaman padi.
Warga masyarakat berbondong bondong untuk menangkap tikus tersebut, dengan kata lain, warga yang didominasi petani tersebut melakukan ‘perang terbuka’ dengan hama tikus yang selama ini selalu merusak hasil tanaman padi mereka.
‘Perang Terbuka’ ini kebanyakan dilakukan pada malam hari, karena lebih mudah menangkap hewan pengerat tersebut.
Salah satu warga yang berhasil menangkap tikus, Zainal Aqli mengatakan, kalau menangkap tikus lebih mudah malam hari, dikarenakan tikus tersebut lebih jinak, tinggal dipukul menggunakan kayu atau bambu yang sudah dipersiapkan.
Namun untuk sementara, tikus yang ditangkap pada tahun ini lebih sedikit dibandingkan dari tahun kemarin. Sampai hari ini, hasil tikus yang ditangkap, 1163 ekor, menurun dibandingkan dari tahun kemarin lebih dari 4000 ekor.
Pembakal Tambak Anyar Ilir Bahruji menjelaskan tangkapan sementara memang jauh menurun apabila dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin hasil tangkapannya, dikerenakan air yang saat ini kurang dalam dan keberadaan tikus berada di tengah tengah lahan, tidak seperti tahun tahun yang lewat karena air yang dalam membuat tikus berada di dataran tinggi dan mudah untuk ditangkap,” ucapnya.
Ia berharap, dengan adanya penangkapan tikus ini maka hasil pertanian warga bisa meningkat.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hultikoltura Muhammad Fachry Mengatakan, hama tikus, perkembang biakannya begitu cepat.
“Alhamdulillah semua desa di Kecamatan Martapura Timur sudah memulai lagi melakukan penangkapan tikus, semoga kecamatan kecamatan yang lain juga melakukan hal serupa, kalau hanya di satu kecamatan saja melakukan tetapi kecamatan lain tidak, maka tikus tetap banyak,” harapnya.
Apalagi saat ini tambahnya, Kabupaten Banjar masih menjadi lumbung padi di Kalimantan Selatan, jadi potensi lahan yang produktif masih luas yaitu 72 ribu hektar.