REDAKSI8.COM, BANJAR – Kilauan pamor dan aura magis keris pusaka menyapa pengunjung Guest House Sultan Sulaiman, Martapura, dalam gelaran Pameran Karya Nusantara yang dihelat selama tiga hari, 1–3 Juli 2025. Kegiatan yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Banjar bersama komunitas Wasaka Boemi Putera ini menjadi etalase budaya yang memukau, sekaligus ruang edukatif bagi generasi muda untuk mengenal warisan adiluhung bangsa.
Pameran resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Banjar, Irwan Jaya. Turut hadir penasihat komunitas Wasaka Boemi Putera yang juga menjabat sebagai Kepala DKISP Kabupaten Banjar, HM Aidil Basith, serta para tokoh budaya dan pemerhati sejarah.
Dalam sambutannya, Irwan Jaya menegaskan bahwa pameran ini bukan sekadar menampilkan benda-benda antik, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
“Kami ingin generasi muda mengenal lebih dekat identitas budaya Banjar, salah satunya lewat keris yang dulunya tidak hanya digunakan sebagai senjata, tetapi juga simbol kehormatan dan kearifan lokal,” ujarnya.
Lebih dari 100 bilah keris dipamerkan, masing-masing membawa cerita tersendiri tentang era, filosofi pamor, hingga keahlian para empu yang menempanya. Ada keris bertuah dari masa Kesultanan Banjar, hingga bilah langka berukir rumit yang mencerminkan status sosial pemiliknya di masa lalu.
HM Aidil Basith menambahkan, pelestarian keris tidak cukup hanya disimpan atau dipajang, tapi juga perlu dimaknai dalam konteks kekinian.
“Keris adalah simbol peradaban dan sumber inspirasi budaya. Kita harus menjadikan kebudayaan sebagai bahan bakar inovasi masa depan culture for future,” tegasnya.
Pameran ini terbuka untuk umum dan menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pegiat sejarah. Selain sebagai ajang pelestarian, kegiatan ini juga memperkuat posisi keris sebagai warisan budaya tak benda yang memiliki nilai historis, spiritual, dan artistik tinggi.
Dengan atmosfer yang kental akan nuansa tradisional dan edukatif, Pameran Karya Nusantara menjadi ruang refleksi akan pentingnya merawat identitas budaya di tengah arus modernisasi yang kian deras.
