Ziarah ini memiliki makna sejarah mendalam. Makam Papan Tinggi dikenal sebagai kompleks pemakaman ulama besar Syekh Mahmud, salah satu tokoh penyebar Islam pertama di Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-8. Sementara Makam Mahligai di Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus, juga menjadi simbol jejak awal masuknya peradaban Islam di wilayah barat Indonesia.
Dalam ziarah tersebut, Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Gus Aimin, didampingi Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, Wakil Bupati Mahmud Efendi Lubis, serta jajaran Pemerintah Kabupaten Tapteng. Dengan penuh semangat, Gus Aimin menapaki satu per satu anak tangga menuju puncak makam, menikmati suasana religius dan keindahan alam yang berpadu di kawasan bersejarah itu.
“Alhamdulillah, saya merasa senang. Tempatnya bagus dan memiliki nilai sejarah yang tinggi,” ujar Gus Aimin.
Menanggapi rencana pembangunan eskalator di kawasan Makam Papan Tinggi yang digagas oleh Bupati Masinton Pasaribu untuk mempermudah akses para peziarah, Gus Aimin menyatakan dukungannya.
“Ya, bagus sekali. Kalau dibangun eskalator, tentu peziarah akan semakin banyak datang. Pariwisata Barus bisa semakin dikenal dunia,” katanya.
Menariknya, dalam perjalanan ziarah itu, Gus Aimin juga menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat setempat. Ia tampak akrab berinteraksi dengan warga dan bahkan memborong jualan buah-buahan lokal seperti kueni dan rambutan yang dijajakan di sekitar lokasi makam papan tinggi.
Setibanya di Makam Mahligai Barus, Gus Aimin didampingi langsung oleh Bupati Masinton Pasaribu dan Camat Barus Sanggam Panggabean. Meski hari telah beranjak malam, Gus Aimin tetap melanjutkan ziarah dan doa bersama di kompleks makam yang menjadi simbol penyebaran Islam di Nusantara itu.
Sebelum meninggalkan lokasi, Gus Aimin juga sempat memborong minyak kapur barus yang dijual oleh penjaga makam di depan kompleks Mahligai. Aksi spontan tersebut mengundang senyum warga yang kagum melihat keakraban sang menteri dengan masyarakat.
Usai berziarah, Gus Aimin dan rombongan beristirahat di kawasan Barus. Kunjungan ini diharapkan menjadi dorongan baru bagi pengembangan wisata religi dan sejarah Islam di Kabupaten Tapanuli Tengah, sekaligus memperkuat visi pemerintah daerah dalam menjadikan Barus sebagai ikon peradaban Islam Nusantara.