REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Guna mengurai kemacetan di kawasan Bundaran Simpang Empat Banjarbaru, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru matangkan rencana pembuatan jalan layang atau flyover.

Flyover tersebut direncanakan akan dibuat membentang di Bundaran Simpang Empat, tepatnya dari arah Martapura menuju Kota Banjarbaru, dan Kota Banjarmasin.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Adi Maulana mengatakan, proposal perencanaan pembangunan flyover telah dibuat dan diserahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Wali Kota Banjarbaru.

“Kami diminta bikin proposal, sudah kami siapkan dan proposalnya dibawa oleh Ibu Wali Kota ketemu Pak Menteri. Mudah-mudahan ada tindak lanjutnya setelah proposal itu disampaikan,” ujarnya.
Sementara mengenai kajian pembangunan flyover pertama kali diinisiasi untuk mengurai titik-titik rawan kemacetan di wilayah Kota Banjarbaru.
Kemudian, dari kajian kedua difokuskan pada feasibility study management di Bundaran Simpang Empat.
“Kami mencari opsi penanganan yang terbaik. Beberapa opsi dicoba seperti pemasangan lampu lalu lintas, pelebaran jalan, kemudian baru penanganan tidak sebidang,” katanya.
Dari opsi-opsi itu, pihaknya dibantu dengan aplikasi simulasi diperoleh bahwa solusi atau alternatif terbaik untuk mengatur Bundaran Simpang Empat dengan penanganan tidak sebidang.
Penanganan tidak sebidang yaitu bisa dengan pembangunan flyover atau juga bisa dengan underpass.
“Namun dari segi pemeliharaan dan perawatan tentu flyover lebih memungkinkan dibandingkan kita membuat underpass, baik melihat dari sisi konstruksi, biaya maupun pemeliharaannya,” tuturnya.
Sedangkan hasil kajian kedua Simpang Empat memiliki empat lengan, diantaranya lengan Martapura, lengan Banjarbaru, lengan Sungai Ulin dan lengan Cempaka.
Adapun beban lalu lintas tertinggi berada di lengannya Martapura.
“Dilihat lagi dari tujuan perjalanan, sebagian besar arus lalu lintas berasal dari Matapura dan sebagian besar menuju ke Banjarbaru atau mau melewati Banjarbaru lah istilahnya,” jelasnya.
Selain itu, dalam kajian pihaknya juga mencoba tiga alternatif penanganan tidak sebidang, yaitu membuat flyover dari Martapura ke Banjarbaru, flyover dari Martapura ke Cempaka, atau flyover dari Sungai Ulin ke Banjarbaru.
Namun, dari hasil uni coba didapati alternatif terbaik dengan membuat flyover dari Martapura ke Banjarbaru, sebab menggunakan biaya yang paling minim dibandingkan yang lain.
“Dari tiga opsi tadi juga kinerja jalannya paling membaik dibandingkan ke semuanya. Walaupun dengan tiga flyover tadi, tiga-tiganya membaik kinerja jalannya, namun yang terbaik dari opsi-opsi tersebut ialah pembangunan flyover dari Martapura ke Banjarbaru,” terangnya.
Di dalam proposal yang telah dibuat sebelumnya juga telah dimuat rencana Detail Engineering Design (Ded) yang memuat pra desaindsri flyover yang ingin dibuat.
Akan tetapi dari hasil kajian menyatakan pembuatan flyover itu memang diperlukan dan feasibile atau layak, baik secara teknis kinerja jalannya yang membaik, serta dari sisi ekonomi juga lingkungan.
“Kalau dari kami pra desainnya masih minimalis melayangkan lintas dari Matapura ke Banjarbaru minimalis. Tapi kalau nanti dari kementerian PU ingin membuat yang lebih mewah ya silahkan saja gitu,” tuntasnya.