REDAKSI8.COM – Selain banyak melakukan usaha perkebunan karet, masyarakat Desa Kandihin Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga mempunyai usaha yang sudah dilakukan secara turun temurun, yaitu membuat rakit bambu atau di Kalimantan biasa disebut lanting paring.

Dengan kondisi Sungai Amandit yang saat ini sedang surut, hal tersebut tentu memudahkan bagi warga Desa Kandihin untuk membuat rakit.

Karena dalam pembuatannya dilakukan di atas sungai yang terkadang harus menceburkan diri ke air, untuk menyusun bambu hingga menjadi sebuah rakit bambu.
Untuk membuat sebuah rakit bambu, warga Desa Kandihin memerlukan waktu satu hari, mulai dari menyiapkan bambu yang di anggap sudah tua dan ditebang dari kebun masing masing, sampai dilakukan penyusunan dan pengikatan dengan menggunakan kulit batang bambu tersebut.

Muhammad Yusup, salah seorang warga Desa Kandihin yang juga melakukan usaha membuat lanting mengatakan bahwa untuk menjual lanting yang sudah jadi, biasanya dilakukan dengan membawa lanting tersebut menyusuri Sungai Amandit dalam waktu 10 bahkan 12 jam. Waktu yang cukup lama tersebut terjadi apabila sungai dalam keadan surut.
“Tapi apabila air sungainya pasang khususnya di musim hujan, membawa rakit tersebut bisa lebih cepat sampai ke Kandangan dalam hitungan 5 atau 6 jam,” ujar Yusup.
Untuk menjual rakit bambu tersebut tambah Yusup, tentunya ada pemesanan sebelumnya dari pembeli. Setelah sampai di Kandangan, rakit atau lanting yang terdiri dari sekitar 150’an batang bambu tersebut kemudian dbawa oleh si pembeli yang kebanyakan berasal dari Banjarmasin. Bahkan banyak pula pembeli dari Kandangan .

“Selanjutnya bambu bambu tersebut digunakan sesuai keperluan si pembeli, seperti membuat kandang ayam dan sebagainya. Harga satu buah rakit bambu berkisar satu juta rupiah atau lebih, tergantung besar kecilnya batang bambu,” terang Yusup.