REDAKSI8.COM, BANJAR – Malam ini, angin perubahan terasa di Desa Pembantanan dan Sungai Pinang Baru. Dalam kajian bulanan Majelis Anwarus Syumus, masyarakat desa menyaksikan lahirnya dua kelompok tani sebagai jawaban atas berbagai tantangan di sektor pertanian.
Langkah ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan harapan baru bagi para petani yang selama ini menghadapi berbagai kendala, mulai dari kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi hingga kurangnya akses terhadap program pertanian pemerintah.
Muhammad Wildan, SP, MP, seorang ahli pertanian sekaligus Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian PCNU Kab Banjar yang diundang sebagai pembicara, menjelaskan secara rinci pentingnya pembentukan kelompok tani untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa kelompok tani adalah syarat utama bagi petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
Dengan perumpamaan yang sederhana namun kuat, ia berkata, “Kelompok tani itu ibarat alat pancing. Tanpa alat pancing, kita tidak bisa menangkap ikan. Begitu juga dengan pupuk bersubsidi, tanpa kelompok tani, petani tidak akan mendapatkannya.”
Penjelasan ini menjadi pemantik semangat bagi masyarakat yang hadir. Malam ini juga, kesepakatan dicapai untuk membentuk dua kelompok tani yang langsung diresmikan: “Kelompok Tani Desa Pembantanan” dengan Subhan sebagai ketua, dan “Kelompok Tani Desa Sungai Pinang Baru” dengan Abdul Wahib sebagai ketua.
Kelompok tani ini diorganisasi dengan melibatkan para pemuda desa, yang mengambil peran aktif dalam pengelolaan dan administrasi, sementara para petani tetap fokus pada pekerjaan utama mereka di ladang.
Model ini dianggap sebagai langkah inovatif yang mengoptimalkan peran setiap elemen masyarakat dalam mendukung pertanian desa.
Langkah besar ini tak lepas dari dorongan Guru Sahlani, seorang tokoh masyarakat yang dikenal peduli terhadap kesejahteraan petani. Beliau adalah penggagas utama pembentukan kelompok tani ini.
“Dengan kelompok tani, para petani akan lebih mudah mengakses program bantuan pemerintah dan menjalin kerja sama yang lebih luas. Ini adalah kunci untuk pertanian yang lebih maju,” tegas Guru Sahlani.
Acara malam ini berlangsung penuh antusiasme. Para petani, pemuda, hingga tokoh masyarakat menyambut baik gagasan ini. Mereka melihatnya sebagai langkah konkret untuk mengatasi masalah yang selama ini membelenggu sektor pertanian desa.
Dengan terbentuknya dua kelompok tani ini, Desa Pembantanan dan Sungai Pinang Baru telah memulai langkah nyata menuju pertanian yang lebih maju dan sejahtera.
Harapan besar kini disematkan pada semangat kolaborasi antara petani, pemuda, dan tokoh masyarakat untuk menjadikan pertanian sebagai pilar utama kemajuan desa. Semoga inisiatif ini menjadi contoh bagi daerah lain dan membawa keberkahan bagi semua pihak yang terlibat. (Penulis Amang Ali)