REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Berdasarkan data Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjarbaru periode bulan Januari-Maret Tahun 2025 sudah ditemukan sebanyak 21 orang yang terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Hal itu diungkapkan langsung oleh Sekretaris KPA Banjarbaru, Edi Sampana saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/4/25).
Katanya, dari 3.674 orang yang ikut tes HIV, 21 orang diantaranya dinyatakan positif HIV, sehingga ada tambahan 21 Odhiv baru di Kota Banjarbaru.
“Selama Tahun 2025 ada 4 Odhiv yang meninggal dunia, Odhiv yang meninggal ini diantaranya ada yang ditemukan di tahun lalu,” ujarnya.
Edi menuturkan, dari 21pasien Odhiv tersebut hanya 7 orang yang berasal dari Kota Banjarbaru, 14 lainnya bukan dari warga Banjarbaru.
Pun, 21 pasien itu ditemukan di 10 Puskesmas dan 9 Rumah Sakit (RS).
“Yang wajib untuk test HIV adalah ibu hamil, calon pengantin, kalau yang lain kita anjurkan juga untuk melakukan test HIV,” sebutnya.
“Selain menunggu orang yang melakukan test HIV, tim kesehatan juga turun kelapangan,” tambahnya.
Namun, pada tahun 2024 di Kota Banjarbaru terdekteksi sebanyak 87 orang yang positif HIV, tetapi 44 orang diantaranya bukan dari warga Banjarbaru.
“Di tahun 2024 itu ada 11 orang Odhiv yang meninggal dunia,” ucapnya.
Edi menjelaskan, virus HIV ini ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi seperti darah, cairan vagina, dan air susu ibu (Asi).
“HIV tidak ditularkan melalui kontak sehari-hari seperti berjabat tangan, berpelukan, berbagi makanan atau menggunakan fasilitas umum seperti toilet dan kolam renang,” jelasnya.
Lebih jauh Edi mengatakan, dari Tahun 2005 kebawah hingga 2015 ada 600 orang pengidap HIV di Kota Banjarbaru.
Dari 600 orang tersebut, 300 orang dari mereka ada yang sudah meninggal dunia, pindah tempat tinggal, dan juga ada yang masih belum mau berobat.
“21 orang yang ditemukan pada tahun 2025 itu masih ada orang yang belum mau berobat. Namun menurut Kementerian Kesehatan ada 1000 pengidap Odhiv, sekitar 300-400 an lagi yang belum kita temukan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, rata-rata Odhiv adalah berumur diatas 30 tahun, sedangkan dibawah 20 tahun sangat sedikit.
Kendati demikian, Edi berharap, orang-orang yang memiliki resiko tertular untuk mau melakukan test, jangan menunggu sakit baru melakukan test.
“Kalau dibawah 20 tahun itu kita curiga dia tertular dari ibunya,” katanya.
Adapun ciri-ciri seseorang terkena HIV pada pria bisa bervariasi, tergantung pada stadium penyakitnya.
Pada tahap awal, gejala HIV mu gkin mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, kelelahan dan ruam kulit.
Kemudian, pada tahap lanjutan, gejala dapat menyangkup pembengkakan kelenjar getah bening, luka pada penis, nyeri pada penis hingga gangguan ereksi.
Demikian, beberapa cara penularan HIV yang perlu diperhatikan seperti hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bersama, traspusi darah tidak steril, penularan dari ibu ke bayi, dan penyakit menular seksual (PMS) lainya.
“Pada tahap AIDS, gejala yang lebih serius seperti penurunan berat badan drastis, diare kronis, dan berbagai infeksi oportunistik dapat muncul,” pungkasnya.