REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Adanya dugaan tindakan pelecehan seksual di dalam aktivitas pendidikan salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kota Banjarbaru dibenarkan oleh anggota ponpes yang bersangkutan.
Saat dikonfirmasi kepada perwakilan ponpes ARM (28), membenarkan adanya peristiwa dugaan tindakan pelecehan. Hal ini diketahuinya setelah ada laporan dari korban.
“Ya ada, sedang kami tindaklanjuti, baru ketahuan ini,” akuiya.
Kemudian dari laporan tersebut, pihaknya langsung memanggil terduga para pelaku, meski awalnya sempat mengelak, tapi akhirnya pelaku mengakui perbuatannya.
“Pelakunya dua, pengakuan mereka bercanda, tapi tidak mungkin hal seperti ini candaan, setelah kami tanya lagi akhirnya mereka mengakui,” terangnya.
Oleh sebab itu, pihaknya pun akan mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan pelaku dari ponpes.
Sebab, hukuman berat ini diambil agar memberikan efek jera supaya kejadian yang sama tidak terulang kembali.
“Kita tindak tegas, pelaku kita berhentikan, karena kasusnya ini secara tidak langsung melanggar hukum Islam, apalagi kita ponpes, kami akan sampaikan juga ke orang tua pelaku,” tegasnya.
“Kejadian ini sangat disayangkan, kami sudah menjaga dan mengawasi sebisa mungkin tapi tetap lolos juga, kami dewan guru sangat terpukul, kami juga masih menunggu info dari Polres, kita kooperatif saja,” sambungnya.
Diketahui, korban pelecehan merupakan seorang santri laki-laki berinisial ET (14) yang dilecehkan oleh kakak kelasnya yang juga berjenis kelamin laki-laki.
Sebelumnya, Kasi Humas Polres Banjarbaru, AKP Syahruji membenarkan adanya laporan dugaan tindakan pelecehan seksual tersebut.
“Betul ada laporan masuk (dugaan pelecehan seksual), saat ini sedang berproses,” ujarnya.
Syahruji mengungkapkan, keluarga korban ET melaporkan dugaan pelecehan pada Jum’at (2/2/24) kemarin.
Untuk saat ini kasus tersebut masih dalam proses pengumpulan data dan keterangan dari korban maupun saksi.
“Saat ini masih proses, untuk perkembangannya nanti akan diberitahukan lebih lanjut,” tutupnya.