REDAKSI8.COM – Mengenakan Rompi khas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru, Said Abdullah, ketika mendatangi lokasi kebakaran di Eks Pasar Bauntung Banjarbaru, menerima bermacam pertanyaan oleh sejumlah rekan-rekan media setempat. Salah satunya pertanyaan adalah terkait sabotase kebakaran.
Ditanya apakah peristiwa kebakaran Eks Pasar Bauntung merupakan sabotase oknum tertentu, Said Abdullah menjawab, belum bisa memastikan.
“Tunggu yang memeriksa saja. Mudah-mudahan ini murni musibah. Apakah faktor kesengajaan atau seperti apa biarkan aparat yang meneliti,” ungkapnya, Jumat (28/5) siang.
Beberapa menit pasca kobaran api di Eks Pasar Bauntung Kota Banjarbaru padam, bersama Kepala Dinas Perdagangan, Abdul Basit, Said Abdullah memantau langsung puing-puing kayu yang hangus terbakar
Kedatangan Said Abdullah bersama rombongan, dalam rangka memantau langsung lokasi musibah kebakaran yang telah melahap sedikitnya 24 bangunan blok terdepan berbentuk latter U.
2 diantaranya adalah bekas kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) dan Mushola. Sedangkan sisanya adalah kios-kios yang sudah tidak berpenghuni.
“Kios-kios disini sudah tidak ada penghuninya, karena seluruhnya sudah berpindah ke Pasar Bauntung Baru di RO Ulin,” ujarnya saat di wawancara rekan-rekan media setempat.
“Kemungkinan karena konsleting aliran listrik tidak, karena semua aliran listrik disini sudah tidak berfungsi,” sambungnya menjelaskan.
Menurut saksi mata Jaya (29), api berasal dari belakang bekas kantor UPT.
Berawal dari kepulan asap kecil dari bilik kios bekas jualan mainan anak dan sembako, hanya hitungan menit asap membesar dan menggumpal menjalar ke arah barat pasar hingga menghanguskan bekas mushola.
“Kami pun terkejut. Setelah gerimis asap tiba-tiba muncul dari belakang bekas kantor PD Pasar,” ungkapnya kepada wartawan ini.
Tepat di seberang lokasi kebakaran yang jaraknya hanya sekitar 15 meter itu, masih banyak ruko-ruko milik warga setempat yang masih beroprasi hingga sekarang.
Beruntung, api dengan cepat bisa dipadamkan oleh belasan damkar yang datang dari segala arah penjuru hanya dalam hitungan menit.
Sehingga, ruko-ruko sekitar yang masih dihuni tidak terkena imbasan lidah api.