REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Kabut asap belum menyelimuti, tapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai mengintai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (IKP Kalsel).

Banjarbaru kini resmi menetapkan status siaga karhutla, seiring meningkatnya potensi kebakaran di sejumlah lahan kosong.

Langkah cepat pun diambil, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru telah mengaktifkan posko induk penanganan karhutla yang dipusatkan di kantor BPBD.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarbaru, Zaini Syahranie menyebutkan, penanganan dilakukan dengan memperkuat patroli harian ke titik-titik rawan api, terutama di kawasan prioritas seperti ring 1 Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin.
“Kita sudah menetapkan status siaga karhutla. Posko sudah aktif, dan tim kami setiap hari turun ke lapangan,” ucapnya, Kamis (7/8/25).
Menurutnya, langkah itu diambil sebagai upaya pencegahan sebelum api meluas dan membentuk kabut asap yang berdampak luas pada aktivitas warga.
“Saat ini memang kita tidak melakukan pembasahan, tapi kemarin kita sudah melakukan,” jelasnya.
Zaini mengungkapkan, berdasarkan prakiraan BMKG Kalsel, Banjarbaru masih akan diguyur hujan secara berkala, yang cukup membantu untuk menekan risiko kebakaran.
“Kita sangat terbantu karena hingga tanggal 9 Agustus ini hujan masih turun. Itu keberuntungan kita,” katanya.
Meski begitu, kewaspadaan tetap ditingkatkan. Pada hari sebelumnya, titik api muncul di kawasan bandara dan langsung ditangani tim hingga pukul 21.00 Wita.
“Begitu muncul, langsung kami turun ke lokasi. Kita utamakan respons cepat,” imbuhnya.
Pengawasan katanya akan lebih diperketat, terutama pada kawasan terbuka dan lahan-lahan kosong yang selama ini rawan terjadi karhutla.
“Mulai 10 Agustus hingga 30 September, Kota Banjarbaru memasuki fase siaga penuh karhutla,” tuturnya.
Meski belum ada lonjakan kasus, BPBD telah mencatat 43 kali kejadian karhutla di Kota Banjarbaru, dengan total luasan terdampak mencapai 118,2 hektare.
Oleh karenanya, dukungan dari berbagai pihak sangat memotivasi bagi tim di lapangan.
“Dengan hadirnya Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia (RI), Bapak Hanif Faisol Nurofiq kita sangat termotivasi,” ungkapnya.
Situasi tersebut mendorong BPBD Banjarbaru untuk terus menggencarkan patroli dan edukasi, agar warga ikut serta terlibat menjaga lingkungan.
“Yang jelas kami akan melakukan pengawasan-pengawasan terhadap titik-titik rawan bencana terutama patroli di setiap hari,” tandasnya.