REDAKSI8.COM -Indonesia begitu kaya akan budaya dan kearifan lokalnya dari Sabang sampai Merauke.
Nah, mengenai budaya atau ciri khas suatu daerah, bisa dilihat dari tari-tarian, rumah adat, bahasa, hingga kain khasnya.
Jika kita kemudian membahas kain tradisional khas daerah, kita biasa mendengar atau bahkan memakai kain yang diberi nama kain batik.
Di Kalimantan Selatan, ada satu kain khas yang sudah cukup terkenal akan corak, motif bahkan keunikannya.
Yups, kain sasirangan.
Seiring perkembangan zaman dan trend masa kini, kain sasirangan tidak melulu diolah menjadi pakaian (baju).
Di tangan kreatif Fahriani (46), pengrajin dari UKM Nayla Sasirangan, sasirangan bisa dibuat menjadi berbagai bentuk varian atau inovasi baru. Seperti jubah, tas, masker, peci, tempat make up, dan masih banyak lagi.
Menurut Fahri, kain sasirangan sebagai kain tradisional khas Kalimantan Selatan, mesti mampu bersaing dengan produk-produk nasional lainnya seperti batik.
“Bagaimana kita bisa mencintai negeri ini, jika kita tidak mencintai produk lokal. Maka dari itu kita harus mencintai produk lokal kita sendiri, salah satunya mencintai sasirangan,” ujar Fahri sembari menyeruput secangkir kopi pahit panas yang ada di tangannya.
Fahri melanjutkan, ide untuk mengembangkan kain sasirangan ini agar bisa menghasilkan model / bentuk yang inovatif lainnya, berasal dari sang ibunda yang juga menggeluti usaha sasirangan.
Lewat ide itu Fahri pun memulai untuk mengembangkan produksinya, mulai dari baju, jubah, mukena, hijab, tas hingga peci dan benda apapun yang berbahan dasar kain dibuat dan dikolaborasikan dengan motif sasirangan.
Tak ayal, pengrajin sasirangan asal Kota Banjarbaru ini kebanjiran order sasirangan produksinya yang inovatif, mulai dari regional Kalimantan hingga Pulau Jawa dengan harga yang ekonomis untuk semua kelas.
“Alhamdulillah, dari kuantiti kita sudah memproduksi ratusan lebih produk yang berbahan sasirangan, dan konsumen kita sudah menjangkau Pulau Jawa,” terangnya.
Fahri juga memasarkan produknya dibeberapa galeri sasirangan yang ada di Kalimantan Selatan.
Memang, tidak banyak anak muda saat ini yang bangga memakai pakaian berbahan kain sasirangan.
Namun, lewat usahanya untuk membuat dan mengembangkan produk sasirangan Fahri berharap, sasirangan bisa dicintai oleh semua kalangan, baik anak muda, orang dewasa dan orang tua.
“Harapan saya, semangat kami sebagai pengrajin untuk terus mengembangkan kain sasirangan yang menjadi ciri khas banua bisa menumbuhkan rasa cinta semua kalangan terhadap sasirangan ini,” pungkasnya.