REDAKSI8.COM, BANJAR, Depth News – Sejumlah pihak menandatangani komitmen bersama untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah melalui program budidaya padi apung di Kabupaten Banjar. Penandatanganan berlangsung di Aula Barakat, Kantor Bupati Banjar, Martapura, pada Selasa (14/10/2025) pagi.
Penandatanganan komitmen tersebut melibatkan berbagai unsur penting, antara lain Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan H. Syamsir Rahman, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Warsita, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Banjarmasin, Manager Perum Bulog Banjarmasin, Direktur Utama BPR Martapura, serta Ketua Kelompok Tani Sukamaju.
Turut hadir menyaksikan kegiatan itu, Pj Sekda Banjar H. Ikhwansyah dan Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan Agus Maiyo.
Program Strategis untuk Daerah Rawan Banjir
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Warsita menjelaskan, program padi apung merupakan langkah inovatif untuk memperkuat ketahanan pangan daerah dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah rawan banjir seperti Kecamatan Martapura Barat dan Sungai Tabuk.
“Program ini sangat relevan dengan struktur ekonomi Kabupaten Banjar, di mana sektor pertanian memberikan kontribusi signifikan, yakni 7,19 persen terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar Warsita.
Menurutnya, lokasi awal pengembangan padi apung akan dilakukan di Desa Sungai Pinang Lama, Kecamatan Sungai Tabuk, dan sebagian di wilayah Kecamatan Aranio. Dinas Pertanian Banjar akan melakukan pendampingan penuh, mulai dari pra-kondisi, masa tanam, hingga pascapanen, dengan dukungan kolaboratif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dari Produksi Pangan ke Agrowisata
Warsita menambahkan, program padi apung ini tidak hanya fokus pada hasil produksi pangan semata, tetapi juga akan dikembangkan menjadi destinasi agrowisata unggulan. Potensi ini dinilai besar karena Desa Sungai Pinang Lama berdekatan dengan Pasar Terapung Lok Baintan, salah satu ikon wisata sungai di Kalimantan Selatan.
“Harapannya, selain memperkuat ketahanan pangan, program ini juga dapat menarik wisatawan dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat,” imbuhnya.
Dukungan Pembiayaan dan Jaminan Petani
Terkait pendanaan, Warsita menjelaskan bahwa pembiayaan awal program ini bersumber dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Ke depan, OJK bersama perbankan dan para stakeholder akan menyiapkan skema pembiayaan berkelanjutan.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Banjar juga memberikan dukungan melalui program Kredit Usaha Rakyat Martapura Maju Mandiri Agamis (Kurma Manis), dengan alokasi anggaran sebesar Rp150 juta pada tahun ini.
Tak hanya pembiayaan, BPJS Ketenagakerjaan juga akan memberikan jaminan perlindungan kerja bagi para petani yang terlibat, sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih aman dan produktif.
Sinergi Lintas Sektor untuk Pertanian Berkelanjutan
Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan Agus Maiyo menilai, program padi apung di Kabupaten Banjar merupakan kelanjutan dari kesuksesan serupa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Tabalong.
“Program ini sejalan dengan misi Kabupaten Banjar menuju daerah yang sejahtera berbasis pertanian. Kami di OJK akan terus mendorong keterlibatan lembaga jasa keuangan agar pembiayaan program ini berkelanjutan,” jelas Agus.
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik antara pemerintah, perbankan, lembaga pembiayaan, maupun lembaga jaminan sosial. “Dengan sinergi berbagai pihak, pembiayaan bisa menjadi lebih terintegrasi, efisien, dan berdaya guna tinggi bagi petani,” pungkasnya.
Program Padi Apung: Harapan Baru untuk Petani Banjar
Melalui program padi apung ini, Kabupaten Banjar menegaskan komitmennya untuk tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga mendorong inovasi pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim dan kondisi alam.
Dengan dukungan pemerintah, lembaga keuangan, serta perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan, program ini diharapkan menjadi model pengembangan pertanian modern dan berkelanjutan di Kalimantan Selatan.
