Salah satu prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional adalah perbaikan gizi, khususnya stunting (pendek/kerdil), karena hal ini merupakan prediktor rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dampaknya menimbulkan risiko penurunan kemampuan produktif suatu bangsa. Hal ini yang melatarbelakangi sehinga upaya pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi sangat penting.
Peringatan hari Gizi Nasional Ke-58 pada hari Minggu (25/1) dengan tema bersama keluarga kita jaga 1000 hari pertama kehidupan (HPK), Cegah stunting (pendek) itu penting agar anak anak sehat di RTH Ratu Zalecha.
Pada umumnya gizi buruk balita dilatar belakangi status ekonomi keluarga yang rendah, sehingga upaya pemenuhan gizi yang layak pada anak tidak dapat terpenuhi karena terkendala daya beli yang rendah. Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi pada anak juga menjadi pemicu meningkatnya gizi buruk yang menyebabkan anak menderita stunting.
Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan normal anak seusianya. Faktor utama penyebab stunting yakni buruknya asupan gizi sejak periode awal pertumbuhan dan perkembangan janin hingga anak berusia dua tahun, selain itu terdapat beberapa penyebab lain seperti lingkungan yang kotor dan seringnya ibu hamil mengkonsumsi alkohol.
Pada umumnya gizi buruk balita dilatar belakangi status ekonomi keluarga yang rendah, sehingga upaya pemenuhan gizi yang layak pada anak tidak dapat terpenuhi karena terkendala daya beli yang rendah. Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi pada anak juga menjadi pemicu meningkatnya gizi buruk yang menyebabkan anak menderita stunting.
Bupati Banjar KH Khalilurrahman menyampaikan bahwa, gizi buruk masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia dampak buruk tidak hanya terjadi pada bentuk tubuh yang pendek maupun kurus, namun juga pada tingkat kecerdasan otak yang akan berimbas pada rendahnya kualitas sumber daya manusia karena itu upaya perbaikan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan perlu dilakukan bersama.
“Kita memperingati hari gizi nasional yang ke 58, jadi ciri-ciri kurang gizi itu ternyata itu berbadan pendek, jadi cara untuk mengatasinya mulai dari pada kandungan sampai kelahiran, itulah makanya 1000 hari pertama itu harus berturut turut menjaga kandungan sampai 2 tahun sesudah melahirkan agar kondisi anak tersebut sehat,” terang Bupati Banjar yang kerap di sapa Guru Khalil ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Ikhwansyah mengatakan, untuk Kabupaten Banjar, sudah berada di bawah angka nasional yaitu 26,7% dari angka nasiona 34%.
“Tetapi kita tetap berusaha dan berupaya Bagaimana upaya upaya perbaikan, kita berharap semua masyarakat Kabupaten Banjar itu tidak mengalami permasalahan permasalahan kesehatan wabil khusus masalah gizi secara nasional,” terang Ikhwansyah.
Karena itu ia berharap, 1000 hari kehidupan mulai dari ibu hamil sampai 2 tahun bisa memberikan makanan sesuai dengan makanan makanan yang bergizi. Karena dampak dari kurangnya gizi buruk akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak seperti badan anak stunting (pendek), selain itu anak juga kedepannya beresiko mengalami permasalahan-permasalahan kesehatan seperti penyakit kencing manis jantung dan penyakit penyakit tidak menular lainnya.