Penutupan ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarbaru dan Unit Lalu Lintas Polres, mengingat titik ini merupakan salah satu urat nadi lalu lintas di Banjarbaru yang menghubungkan Banjarmasin dengan Hulu Sungai.
Tak tinggal diam, Dishub pun bergerak cepat. Bersama Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), mereka telah merancang jalur alternatif agar mobilitas warga tetap lancar.
“Kami telah menyiapkan beberapa rute pengalihan, baik untuk kendaraan dari arah Banjarmasin menuju Hulu Sungai maupun sebaliknya. Pengendara hanya perlu menyesuaikan arah dengan informasi yang kami sebar di lapangan,” ujar Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dishub Banjarbaru, Adi Royan.
Bagi pengguna jalan dari arah Banjarmasin menuju Hulu Sungai, Dishub menyarankan untuk mengambil Jalan Baru arah Bandara, lalu masuk ke Jalan Bina Putra atau Jalan Sapta Marga, yang semuanya akan bertemu di Jalan Karang Anyar. Dari situ, pengendara bisa melanjutkan ke Jalan Karet dan keluar ke Jalan A. Yani di sekitar SPBU Loktabat.
Sementara untuk arus sebaliknya, yakni dari Hulu Sungai atau Martapura menuju Banjarmasin, disarankan mengambil Jalan Trikora, melintasi Bundaran Simpang Empat Banjarbaru, menuju Jalan Mistar Cokro Kusumo, lalu lanjut ke simpang LIK.
Namun, untuk kendaraan kecil dan masyarakat yang tetap harus mengakses pusat kota, Dishub membuka jalur masuk melalui Jalan RO Ulin.
“Kami tetap beri ruang untuk masyarakat yang punya keperluan penting masuk ke kota. Tapi jalur ini kami arahkan hanya untuk kendaraan kecil,” ujar Adi.
Tak hanya menyediakan jalur alternatif, Dishub Banjarbaru juga memikirkan strategi untuk menjaga kelancaran arus kendaraan. Salah satunya adalah membatasi volume kendaraan di jalan alternatif agar tidak melebihi rasio 0,7—ambang batas padat namun masih lancar.
Kadishub Banjarbaru, Muhammad Mirhansyah, menegaskan bahwa penyesuaian jam operasional angkutan barang juga tengah dikaji.
“Pada jam-jam sibuk, angkutan barang bisa menambah beban signifikan di jalan alternatif. Maka perlu diatur kapan mereka boleh melintas,” katanya dalam rapat koordinasi Forum LLAJ.
Agar rekayasa ini berjalan efektif, Dishub bersama Satlantas akan menempatkan petugas di titik-titik krusial. Setiap personel akan mendapat tugas yang jelas untuk mengarahkan pengendara.
Dishub juga telah menyiapkan pemasangan rambu-rambu dan spanduk petunjuk untuk meminimalisasi kebingungan pengguna jalan.
“Koordinasi antar petugas sangat penting. Jangan sampai ada yang bertugas tapi tidak tahu harus mengarahkan ke mana,” tegas Mirhansyah.
Tak ketinggalan, pengalihan arus juga berdampak pada angkutan penumpang besar (AKAP) yang biasanya melewati Jalan A. Yani. Dishub mengusulkan agar trayek dan lokasi penurunan penumpang turut disesuaikan.
“Penumpang yang biasa turun di Halte Minggu Raya mungkin akan kami arahkan turun di Halte Idaman Trikora,” tambahnya.
BPJN Kalsel menargetkan proyek ini rampung sebelum akhir Oktober 2025, mendahului momen besar Haul Guru Sekumpul pada akhir Desember. Penutupan total dianggap sebagai cara tercepat menyelesaikan pekerjaan tanpa gangguan lalu lintas.
Dengan jalur baru yang dirancang, Dishub dan jajaran berharap masyarakat dapat menyesuaikan diri dan bersabar demi hasil jangka panjang yang lebih baik.