REDAKSI8.COM – Memasuki musim kemarau seperti saat ini, muncul kekhawatiran masyarakat akan terjadinya kebakaran.

Menyikapi hal tersebut, BPBD Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sudah menetapkan Kabupaten HSS sebagai daerah siaga kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Sejak ditetapkan status siaga karhutla itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten HSS Efran mengatakan, saat ini sudah tedapat 13 hotspot yang terpantau oleh Satelit Lapan, dengan luas areal mencapai 25 hingga 30 hektar.
“Titik-titik tersebut berada di wilayah Kecamatan Daha Barat, Daha Utara, Daha Selatan, serta di Kecamatan Telaga langsat. Beberapa waktu juga terjadi karhutla di Desa Ambutun, yang menghanguskan sedikitnya 2 hektar lebih lahan pegunungan milik warga,” ungkap Efran.
Efran menambahkan, penetapan status siaga karhutla yang telah dilakukan sudah berdasarkan Surat Keputusan Bupati Hulu Sungai Selatan, dan sudah dilaksanakan sejak 1 Juli hingga 30 November 2019 nantinya.
Sedangkan untuk titik api yang sudah terpantau, pihak BPBD bersama unsur terkait lainnya juga terus mengupayakan untuk menanganinya.
Hanya saja beber Efran, kendala dalam penanganan karhutla tersebut adalah lokasi titik api berada di kawasan yang sulit dijangkau.
“Bahkan tidak bisa dilakui oleh alat transportasi darat,” imbuhnya.
Jika nantinya api terus membesar, Efran menyatakan pihaknya akan meminta bantuan BPBD Provinsi Kalimantan Selatan untuk menurunkan Helicopter Water Bombing.
Berdasarkan informasi yang diterima dari BMKG, musim kemarau tahun ini akan berlangsung sampai Oktober 2019. Saat ini, dari pihak BPBD juga sudah mendirikan posko siaga karhutla tersebut, khususnya di daerah yang rawan terjadi karhutla.
“Kami mengimbau kepada masyarakat, agar terus terjalin kerja sama bagi semua pihak, terutama dukungan masyarakat, perusahaan swasta, hingga pemerintah desa untuk dapat bekerja sama menanggulangi serta mencegah terjadinya karhutla di wilayah masing-masing,” tuntasnya.