REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Kenaikan harga beras nyatanya berdampak terhadapa sejumlah penjual nasi bungkus di wilayah Banjarbaru.
Seperti yang dirasakan oleh penjual nasi campur di Pasar Bauntung Banjarbaru, Ahmad Fadliah, Ia mengaku sudah merasakan dampak dari naiknya harga beras.
Sampai-sampai sekarang, konsumennya yang ingin menambah nasi ketika makan dijualannya mesti bayar, dari Rp3 ribu sampai Rp5 ribu per porsinya.
Padahal sebelum harga beras mahal, Fadliah menggratiskan nasi tambah ditempatnya.
“Susah sekarang, jadi kalo mau nambah itu dihitung lagi tambahannya misal Rp5 ribu,” ungkapnya, Sabtu (24/2/24).
Meski demikian, tidak ada respon yang berlebihan dari konsumennya. Sebab, masyarakat umum sekarang mengetahui harga beras tengah mahal.
“Pembeli biasa aja ada harga tambahan bila menambah porsi, paham saja kalau harga beras mahal,” pikirnya.
Demi meminimalisir biaya produksi, Ia terpaksa mencampurkan beras jenis Banjar dengan beras jenis Jawa dimasakannya.
Karena menurutnya beras Banjar harganya lebih mahal ketimbang beras lain.
Selain itu, dengan mencampurkan 2 jenis beras membuat nasi lebih pas dan nyaman dilidah para konsumennya
“Aku biasa beli beras mutiara Rp15 ribu per kilogram, tapi nasinya biasa ku campur supaya rasanya lebih pas dilidah pelanggan,” cetusnya.
Diwaktu yang berbeda, seorang penjual nasi di Landasan Ulin, Tarini justru tidak menaikan harga atau mengurangi porsi nasi yang dijualnya.
Sebab, setiap bungkusnya Ia menjual nasi beserta lauknya dengan harga Rp15 ribu.
“Masih tetap harga sama porsinya, karena kita tahu saat ini sama-sama sulit mencari uang, ya saling membantu,” ungkapnya.
“Tapi kalau harga beras terus naik kemungkinan porsinya saja yang akan dikurangi,”sambungnya.
Sementara itu, salah satu pembeli nasi diwarung Tarini menambahkan, rasa syukurnya harga nasi dan porsinya tidak berubah ataupun berkurang. Padahal harga beras mahal.
“Alhamdulillah harga nasi dan porsinya masih sama, tidak ada kenaikan. Mudah-mudahan tidak ada kenaikan dan harga beras bisa turun,” harapnya.