TANJUNG – Calon Bupati Tabalong, Haji Fani, optimistis bisa mengembangkan besarnya potensi perkebunan kopi dan buah-buahan di daerah itu.
Hal itu dia ungkapkan setelah menyerap aspirasi masyarakat Desa Lumbang, Kecamatan Muara Uya, terkait potensi UMKM, salah satunya perkebunan kopi dan buah-buahan, Kamis (30/10) malam.
Ihar, warga setempat menyampaikan bahwa desanya memiliki potensi perkebunan kopi yang besar. Hanya saja saat ini minat pasat mulai menurun.
Padahal, sebelumnya para petani sudah pernah mengelola hasil perkebunan tanaman kopi, di antaranya jenis robusta dan liberika.
“Potensi UMKM di sini banyak, Pak. Sebelumnya hasil perkebunan kopi pernah dikembangkan. Tapi belakangan produksi perkebunan itu tidak lagi mendapat pasar. Beberapa tahun ini sudah mulai lesu,” kata Ihar, warga setempat, Kamis (30/10/2024) malam.
Mendengar cerita dari Ihar, Haji Fani prihatin. “Padahal saat ini, peminat kopi banyak, bisnis urban berupa restoran, kafe secara khusus mengembangkan kedai kopi. Beragam varian kopi juga dijual di situ,” ujarnya.
Pemerintah, kata dia, harus lebih serius dalam mengelola potensi besar itu.
Bukan hanya kopi, tetapi juga hasil perkebunan hortikultura dengan varian buah jenis yang tergolong langka, dari cempedak, kalangkala, lai, langsat dan rambai.
“Kita sudah memiliki bahan bakunya. Saya optimistis, ke depan kita mampu mengembangkan hasil perkebunan buah itu menjadi kuliner sehat, bergizi dengan berbagai jenis varian minuman segar,” ujarnya.
Pemkab Tabalong sendiri pernah mencanangkan empat lokasi seluas 25 hektare lahan di wilayah tengah dan utara sebagai kawasan perkebunan kopi.
Lokasinya berada di Desa Santuun, Nawin, Uwie dan Desa Muara Uya.
“Hanya saja, saat itu pengelolaan perkebunan kopi belum memperhatikan distribusi dan pemasarannya. Karena sebatas membantu petani untuk tidak tergantung pada perkebunan karet sebagai penghasilan utama,” kata Haji Fani.