REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Belasan meter persegi tanaman padi di Bangkal, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru mengalami gagal panen pada tahun lalu.

Hal ini terjadi akibat dari musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan di sebagian wilayah Kota Banjarbaru.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu petani di Bangkal, Kota Banjarbaru, Hasanudin mengungkapkan, dari luasan lahan 15 borongan atau sekitar 225 meter persegi tanaman padi yang Ia tanam, hanya satu karung padi yang dapat dipanen.
“Satu karung aja hasilnya dari 15 borongan yang bisa dipanen, jadi aku memilihi tunggal bilahan semalam,” ujarnya, Jum’at (31/5/24).
“Jadi panen tahun semalam gagal semua hampir sekampungan, padinya kosong kada mau berubah,” tambahnya.
Menurutnya, penyebab terjadinya gagal panen tahun lalu itu dikarenakan cuaca yang terlalu panas sehingga mengakibatkan tanah menjadi kekeringan dan retak-retak.
Selain itu, musim hujan yang terlalu extream juga menyebabkan tanah menjadi asam yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman padi.
“Iya cuaca karena panas banar. Disini panen cuman satu tahun sekali, karena air yang diharapkan untuk padi hanya dari menadah hujan dan aliran air sungai,” jelasnya.
Tak hanya itu, gagal panen juga disebabkan adanya serangan hama seperti tikus, wereng, dan ulat yang membuat buah padi menjadi kosong.
Oleh karena itu, di tahun ini sebelum padi berbuah para petani biasanya akan menyemprotkan obat agar tanaman tersebut tidak diserang oleh hama.
“Saat ini padinya diserah hama ulat, jika ulat turun ke batang pasti mati padinya, dan hama wereng juga tikus ada banyak sekali disini,” katanya.
Bahkan, katanya, 15 hari atau satu minggu setelah padi ditanam para petani akan memberikan tanaman padi pupuk dan obat semprot.
Yang mana pupuk dan obat racun hama itu diberikan secara gratis oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru kepada para petani.
“Pupuknya dari bantuan pemerintah, jadi tanam seminggu dipupuk atau sekitar 15 hari setelah ditanam. Ya kita sedikit khawatir jika tahun ini kembali gagal panen lagi,” ucapnya.
Sementara itu, petani lain dari Bangkal, Kota Banjarbaru, Naimah juga mengaku, dari 10 borongan atau 150 meter persegi tanaman padi yang ditanam, hanya 5 borong yang bisa dipanen.
“Hasil panen yang didapat tahun kemarin sekitar 30 blek dari 10 borongan. Banyak rusaknya sekitar 5 borongan, dari ujung ke ujung,” tuturnya.
Meski demikian, Naimah selalu berupaya menjaga tanaman padinya agar tetap bagus dengan memberikan pupuk Super Grow dan pupuk NPK Mutiara.
“Supaya padinya bagus, karena aku baru belajar bertani juga jadi aku kasih pupuk-pupuk, dengan harapan hasil panen tahun ini lebih baik lagi dari tahun kemarin,” ungkapnya.