REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Dukung ketahanan pangan, Wali Kota Banjarbaru, Erna Lisa Halaby Farm Field Day bersama Kelompok Tani (Poktan) Kurnia Makmur di Jalan Kurnia Rukun Tetangga (RT).06 Rukun Warga (RW).03, Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, Banjarbaru, Selasa (5/8/25).

Farm Field Day ini juga dalam rangka mendukung program 100 Hari kerja Wali Kota dan pengendalian inflasi di Kota Banjarbaru.

Lisa menyebutkan, ada dua varietas tanaman yang bisa di panen pada hari ini, yakni Jagung dan Cabai.
“Alhamdulillah luar biasa seperti yang kita lihat tanamannya sangat subur sekali dan sudah waktunya kita panen hari ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ia juga mengucapkan, terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada kelompok tani beserta jajaran yang telah turut bekerjasama menjalankan program.
Menurutnya, kegiatan ini sebagai salah satu bentuk dan upaya Pemerintah mendukung ketahanan pangan yang berkualitas di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (IKP Kalsel).
“Juga pastinya dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden RI, Prabowo, untuk optimlisasi lahan dan ketahanan pangan Indonesia,” jelasnya.
Lisa berharap, kedepannya kelompok-kelompok tani yang ada di Banjarbaru dapat mensejahterakan bagi mereka sendiri dan masyarakat.
Tentunya, peran Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru juga wajib dalam hal ini untuk memperhatikan lahan-lahan yang akan di garap oleh petani.
“Selain panen, tadi juga ada bantuan bahan pangan serta sarana prasarana bagi para kelompok tani,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Kurnia Makmur, Jalan Kurnia RT. 06 RW. 03 Kelurahan Landasan Ulin Utara, Mariono menambahkan, luasan lahan yang ditanami cabai dan jagung sebesar 0,1 hektare.
Meski begitu, untuk satu kali panen dapat menghasilkan 3000 jagung, dan cabai sebanyak 20 kilogram.
“Untuk masa tanam jagung 75 hari. Kita menggunakan varietas jagung dan cabai terbaik,” tuturnya.
Namun, Mariono mengaku, harga cabai saat ini sedang turun yaitu diharga Rp45 ribu per kilogram, sedangkan jagung Rp2.500 per biji.
“Harga cabai turun sekitar satu minggu. Hasil pertanian dijual ke tengkulak (pengepul),” ungkapnya.
Ia juga berharap, kedepan irigasi di lahan pertanian ini bisa dikeruk dan diperbaiki, sehingga pengairannya lancar dan tidak menimbulkan banjir.
“Kalau untuk bantuan pupuk dan lainnya lancar aja semuanya,” tutupnya.