Sejak awal sidang, suasana Mubes terasa hidup. Setiap delegasi aktif menyampaikan kritik, evaluasi, dan harapan terhadap kiprah INAGA selama dua tahun terakhir. Salah satu momen penting muncul saat pembacaan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pengurus periode 2022–2024 yang dipimpin oleh Muhammad Hidayatollah atau akrab disapa Dayat El. Meski sang ketua umum sebelumnya berhalangan hadir, forum secara arif dan demokratis memutuskan menerima LPJ dengan catatan evaluatif.
Langkah tersebut menunjukkan bahwa Mubes INAGA bukan sekadar acara seremonial, melainkan momentum pertanggungjawaban moral sekaligus refleksi bersama untuk menjaga marwah organisasi. Diskusi-diskusi yang berlangsung pun menggambarkan kedewasaan berpikir para Nanang Galuh—tegas namun tetap santun, kritis tapi tetap menjunjung etika budaya Banua.
Memasuki sesi pemilihan ketua umum, forum menyuguhkan adu gagasan antara dua sosok muda potensial: Erwen dan Irfan Thalib. Keduanya tampil dengan visi dan semangat yang sama-sama kuat, menawarkan arah baru bagi INAGA agar lebih aktif dan relevan di tengah tantangan zaman.
Setelah proses pemungutan suara yang berlangsung terbuka dan demokratis, hasil akhir menempatkan Erwen sebagai pemenang dengan 37 suara, unggul tipis dari Irfan Thalib yang memperoleh 28 suara.
Dalam pidato kemenangannya, Erwen mengusung tagline #PerubahanBerkelanjutan dengan visi besar bertajuk “BABAGUS” Baadat, Babudaya, Religius.”
Ia menegaskan bahwa kepemimpinannya akan menitikberatkan pada pembenahan sistem organisasi, transparansi, serta kolaborasi lintas daerah dan generasi.
“INAGA harus kembali menjadi ruang pengabdian, bukan sekadar simbol kebanggaan. Kita ingin menjadikan organisasi ini poros gerakan budaya pemuda Banua yang adaptif, beradab, dan relevan dengan zaman,” tegas Erwen disambut tepuk tangan peserta Mubes.
Mubes kali ini menjadi titik balik penting bagi INAGA Kalsel. Semangat perubahan yang muncul bukan berasal dari perpecahan, melainkan dari kesadaran kolektif untuk menata ulang sistem kerja, memperkuat moralitas anggota, dan meneguhkan arah organisasi agar lebih berdaya.
Dengan kepemimpinan baru yang berlandaskan nilai Baadat, Babudaya, dan Religius, INAGA Kalsel diharapkan mampu menegaskan perannya sebagai wadah pemuda yang tidak hanya menjaga dan mempromosikan budaya Banjar, tetapi juga menyiapkan generasi muda Banua agar mampu bersaing dalam peradaban modern.
Mubes ini sekaligus menandai lahirnya babak baru perjalanan INAGA dari organisasi kultural menuju gerakan sosial-budaya yang lebih terbuka, produktif, dan visioner bagi masa depan Kalimantan Selatan.