Menurut kronologi kejadian, pelaku dan korban awalnya datang bersama dari rumah pelaku di Kelurahan Pateten 1, Kecamatan Aertembaga, menuju Kompleks Sari Kelapa. Mereka hendak menemui seorang pria bernama Stif yang saat itu sedang berpesta minuman keras bersama teman-temannya di rumah seorang wanita bernama Sindy.
Tanpa ragu, pelaku dan korban ikut bergabung dalam pesta miras dan mengonsumsi cap tikus. Namun, sekitar pukul 06.30 WITA, ketika pelaku mengajak korban pulang karena hari sudah pagi, situasi berubah tegang. Dalam kondisi mabuk, korban justru memaki pelaku berulang kali. Tak terima dengan hinaan tersebut, keduanya terlibat adu mulut yang berujung pada perkelahian.
Dalam emosi yang memuncak, korban mengayunkan tangan ke arah pelaku. Merasa terancam, pelaku spontan mencabut pisau badik yang terselip di pinggangnya dan menikam dada kanan korban. Ananda langsung roboh dan tewas di tempat.
Tak hanya itu, sebelum melarikan diri, pelaku sempat merampas ponsel Realme biru dan uang Rp100 ribu milik korban, lalu meninggalkan lokasi kejadian.
Tim Patroli Tarsius Presisi Polres Bitung dan Resmob Polsek Maesa bergerak cepat memburu pelaku. Setelah mengumpulkan informasi dan melacak keberadaan Andra, polisi akhirnya berhasil menangkapnya di Kelurahan Wangurer Timur, Kecamatan Madidir, sekitar pukul 14.30 WITA, atau delapan jam setelah kejadian.
Kasat Reskrim Polres Bitung, IPTU Gede Indra Asti, membenarkan penangkapan ini. “Pelaku sudah kami amankan bersama barang bukti sebilah pisau badik. Saat ditangkap, ia tidak melakukan perlawanan dan langsung dibawa ke Mapolres Bitung untuk proses hukum lebih lanjut,” ungkapnya.
Yang lebih mengejutkan, baik pelaku maupun korban ternyata masih berstatus remaja. CAPB alias Andra masih berusia 16 tahun dan berstatus pelajar, sementara korban Ananda Parasetyo berusia 17 tahun dan bekerja sebagai buruh bangunan.
Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi para remaja agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Polisi mengimbau masyarakat, khususnya orang tua, untuk lebih mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam kegiatan yang bisa berujung petaka.