REDAKSI8.COM, BANJAR, Depth News – Prestasi membanggakan kembali diraih Kabupaten Banjar. Desa Lokgabang, Kecamatan Astambul, sukses menyabet Peringkat 1 Desa Berkinerja Baik Regional 2 Nasional dalam ajang Penilaian Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun Anggaran 2025.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDTT) RI, H. Yanri Susanto, dalam acara Workshop Evaluasi Kinerja Kapasitas Pembangunan Manusia dan Pemberian Penghargaan Desa Berkinerja Baik yang juga didukung oleh The World Bank, di Jakarta, Rabu (8/10/2025) kemarin.
Dalam sambutannya, Menteri Yanri Susanto memberikan apresiasi tinggi kepada Desa Lokgabang dan seluruh pemerintah daerah yang berhasil menurunkan angka stunting melalui pendekatan kolaboratif dan inovatif.
“Keberhasilan Desa Lokgabang menjadi bukti bahwa pembangunan manusia dimulai dari desa. Ketika desa mampu mengelola potensi dan dana dengan tepat sasaran, maka hasilnya bukan hanya angka stunting menurun, tetapi juga meningkatnya kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.
Menteri Yanri menegaskan bahwa keberhasilan penurunan stunting di tingkat desa merupakan bentuk nyata implementasi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Ia juga mendorong desa-desa lain di seluruh Indonesia untuk meniru pola kerja kolaboratif yang diterapkan Desa Lokgabang.
“Desa Lokgabang menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari skala kecil. Sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pendamping lapangan adalah kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan,” tambahnya.
Koordinator P3MD Kabupaten Banjar, Dian Patriatmini Utami, menjelaskan bahwa keberhasilan Desa Lokgabang bukan hasil kebetulan. Desa ini berhasil memenuhi seluruh indikator penilaian yang ditetapkan, termasuk pelaksanaan konvergensi program percepatan penurunan stunting secara berkesinambungan.
“Desa Lokgabang sangat aktif dalam rembuk stunting, rutin menyampaikan laporan konvergensi, memiliki Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang berdedikasi tinggi, serta mampu memanfaatkan dana desa dengan optimal dan transparan,” jelas Dian.
Ia menambahkan, berbagai inovasi lokal menjadi penggerak utama keberhasilan tersebut. Program seperti Kolang Kaling, Gula Habang, dan Pelita Desa berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama dalam menghadiri kegiatan Posyandu.
“Inovasi sederhana tapi efektif. Misalnya, masyarakat yang datang ke Posyandu mendapat doorprize menarik. Hasilnya, kehadiran warga mencapai 100 persen, jauh melampaui standar minimal 80 persen,” paparnya.
Dian menegaskan, keberhasilan Desa Lokgabang mencapai nol kasus stunting pada tahun 2025 tidak lepas dari kerja sama lintas sektor. Dukungan datang dari berbagai pihak, mulai dari SKPD, Puskesmas, KUA, hingga para pendamping desa.
“Desa tidak bisa bekerja sendiri. Semua pihak harus bersinergi dan bekerja dengan sepenuh hati. Pendamping desa berperan besar — mereka hadir siang dan malam memastikan setiap program berjalan sesuai target,” ungkapnya.
Pihaknya juga menyiapkan Desa Ambubun Jaya dan Tambak Hanyar untuk mengikuti jejak keberhasilan Lokgabang, meski keduanya masih perlu memperkuat indikator seperti tingkat kehadiran di Posyandu dan pelaporan konvergensi.
Sementara itu, Pambakal Desa Lokgabang, Taberani, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas prestasi nasional ini. Menurutnya, penghargaan ini akan menjadi pemicu semangat baru dalam membangun desa yang mandiri dan sehat.
“Setelah penghargaan ini, kami akan fokus pada pemberdayaan masyarakat, seperti pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur, tanaman obat keluarga (TOGA), memelihara ayam, hingga budidaya ikan. Tujuannya agar keluarga semakin mandiri dan berdaya,” ujar Taberani.
Ia menekankan, penghargaan nasional ini bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari gerakan pembangunan manusia yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Desa Lokgabang ingin menjadi contoh nyata bahwa kerja keras, kebersamaan, dan inovasi mampu menciptakan generasi bebas stunting,” tutup Taberani yang diamini Koordinator P3MD, Dian Patriatmini Utami.
