Kegiatan ini diikuti puluhan peserta dari 20 kecamatan, terdiri dari para Kasi Pemerintahan Desa dan pendamping desa, yang menjadi ujung tombak dalam mendorong inovasi di tingkat akar rumput.
Mewakili Kepala DPMD H. Syahrialuddin, Kabid Ekonomi Kemitraan dan Kawasan Perdesaan (EKKP), GT. Muhammad Chandra Suryana, membuka kegiatan dengan pesan yang membakar semangat.
“Kita hadir bukan untuk duduk manis menunggu kopi break. Tapi untuk menyatukan visi, menyamakan persepsi, dan menguatkan aksi nyata dalam pengembangan teknologi tepat guna di desa,” tegas Chandra.
Kegiatan ini merupakan implementasi dari Permendesa PDTT Nomor 23 Tahun 2017, sekaligus langkah nyata untuk memperkuat kelembagaan Posyantek (Pos Pelayanan Teknologi) dan mengintegrasikannya sebagai unit usaha dalam BUMDesa, agar bisa berkontribusi langsung pada kemandirian ekonomi desa.
Chandra menegaskan bahwa teknologi tak harus rumit atau mahal. Inovasi bisa lahir dari sawah, dapur, hingga warung acil di pelosok desa. Yang penting, mampu menjawab kebutuhan lokal dengan cara yang sederhana, efektif, dan berkelanjutan.
“Desa harus jadi pionir pembangunan berbasis inovasi. Lewat teknologi tepat guna, kita buktikan bahwa solusi besar bisa lahir dari tempat yang sederhana,” tambahnya.
Pelatihan ini diharapkan mampu memantik ide-ide segar dari desa untuk mendukung pembangunan yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan. Sebab, masa depan daerah sering kali justru bertumbuh dari desa-desa yang berani berinovasi.