REDAKSI8.COM, PEKAUMAN – Setelah 232 jamban apung berhasil dibongkar, kickoff pembongkaran jamban terapung kembali bergulir, Selasa (16/1/2018). Bupati Banjar, KH Khalilurrahman turun tangan langsung melakukan pembongkaran jamban terapung di kegiatan ini.
Dimulai dari lokasi Masjid At Taqwa Pekauman, Guru Khalil menaiki Kapal Patroli bersama Kepala Dinas PUPR, Mokhamad Hilman beserta jajaran lainnya menyisiri Sungai Martapura menuju beberapa titik lokasi jamban yang dibongkar.
Guru Khalil tidak hanya menyisiri sungai untuk memantau pembongkaran, namun juga menyinggahi beberapa titik lokasi jamban yang dibongkar oleh masyarakat.
Antusiasme masyarakat sekitar meninggi saat orang nomor satu di Kabupaten Banjar ini, turun dari Kapal Patroli untuk ikut membongkar atap salah satu jamban terapung yang ada di Desa Keramat. Diselingi tepuk tangan dari masyarakat, Guru Khalil pun tak sungkan membalas sambutan masyarakat yang menyaksikan pembongkaran itu dengan senyuman hangat.
Di sisi lain, Sungai Martapura sudah tercemar oleh Bakter E-Coli, hal ini diakibatkan dengan banyaknya jamban terapung berjejer di sepanjang sungai terpanjang di Kalimantan Selatan ini, yang dipakai oleh masyarakat setempat untuk melakukan aktivitas MCK.
Untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan pencemaran sungai ini, Pemerintah Kabupaten Banjar telah membuat program Penghapusan Jamban Terapung dan pembuatan sanitasi air bersih di tahun anggaran 2017.
Bupati Banjar, KH Khalilurrahman saat kickoff pembongkaran jamban terapung menyampaikan, masyarakat di 224 desa / kelurahan dari 290 desa / kelurahan yang ada di Kabupaten Banjar, memanfaatkan sungai untuk aktivitas MCK.
”Dari 169 desa atau kelurahan, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai terdapat 9000 jamban terapung yang berada di sungai-sungai di wilayah Kabupaten Banjar. Dampaknya, mengakibatkan air sungai tercemar oleh tinja yang mengandung berbagai macam bakteri dan virus penyebab penyakit menular, sehingga menurunkan derajat kesehatan masyarakat,” kata Guru Khalil.
Dari permasalahan di atas, Pemerintah Kabupaten Banjar bekerja keras untuk meningkatkan layanan sanitasi kepada masyarakat dengan melakukan pengelolaan air limbah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah program bebas jamban, seperti pembangunan WC dan Septic tank untuk masyarakat.
”Upaya meningkatkan layanan sanitasi ini tidaklah mudah, karena banyak faktor kendala yang dapat menghambat, seperti kebiasaan perilaku masyarakat yang kurang kesadaran, ekonomi lemah dan lahan yang terbatas. Tapi saya yakin dengan kerja keras dan kebersamaan dari segenap komponen jajaran pemerintah dan masyarakat beserta elemen lainnya, kendala-kendala tersebut dapat diatasi hingga peningkatan layanan dapat tercapai,” lugasnya.