REDAKSI8.COM – Pemerintah Kabupaten Banjar bersama dengan masyarakat di Desa Tambak Anyar Kecamatan Martapura Timur, Kalimantan Selatan melakukan semai perdana dan pencanangan pengendalian hama tikus serta pengukuhan kelas kelompok tani se Kecamatan Martapura Timur, Selasa (11/12/2018) pagi.
Acara ini di hadiri oleh Bupati Banjar H Khalilurrahman didampingi ketua TP PKK Kabupaten Banjar Hj Raudhatul Wardiyah , kodim 1006 Martapura M Goffar, kepala dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura M Fachry, Kepala dinas Kominfo Farid Sofyan, kepala dinas Peternakan Dondit Bekti, Kepala dinas PMD Aspihani.
Bupati Banjar sebelum melakukan pengukuhan terhadap kelas kelompok tani se Kecamatan Martapura Timur, dilakukan penyemaian benih untuk memulai mengulah anak benih, selain itu, juga melakukan pemberian asap dan balerang di lobang yang ditengarai menjadi tempat tikus tinggal, agar tikus tersebut mati.
Karena tikus sendiri bagi para petani setempat, menjadi hama yang sangat mengganggu, karena bisa saja panen yang ditunggu menjadi gagal karena serangan gerombolan tikus dalam satu malam.
Tikus adalah hama kedua terpenting pada tanaman padi di Indonesia. Hama ini harus diperhatikan khusus. Karena kehilangan hasil produksi akibat serangan hama tikus sangat tinggi. Usaha untuk mengendalikan tikus ini sudah banyak dilakukan oleh para petani, mulai dari fisik, cara hayati, sanitasi, kultur teknik, mekanik dan kimia. Tetapi diakui, bahwa dengan cara pengendalian itu bulum optimal, sehingga harapanuntuk menekan populasi tikus sangatlah sulit.
Pengendalian hama tikus ini akan terlaksana dengan baik bila petani mempelajari konsep dasarnya dan menguasai berbagai cara pengendalian ke dalam suatu program yang sesuai dengan jenis organisme pengganggu dan ekosistem pertanian di tempat tersebut.
Pada umumnya, tikus sawah (Rattus orgentiventer) tinggal di pesawahan dan sekitarnya, dan perkembangbiakan tikus sangatlah cepat. Jika secara teori, tikus berkembang biak menjadi 1.270 ekor per tahun dari satu pasang ekor tikus.
Hal ini menggambarkan betapa pesatnya populasi tikus dalam setahun. Perkembangan tikus banyak dipengaruhi faktor lingkungan, terutama ketersediaannya sumber makanan dan populasi tikus akan meningkat berkaitan dengan puncak pada masa generatif.
Kegiatan tikus biasanya sangat aktif pada malam hari dan kegiatan hariannya sangat teratur, mulai dari mencari makanan, minum dan mencari pasangan.Untuk menghindari dari lingkungan yang tidak menguntungkan, tikus membuat sarang pada daerah yang lembab, berdekatan dengan sumber air dan makanan seperti di batang pohon, sela-sela batu, tanggul, jalan dan perbukitan yang kecil.
Berikut adalah cara pencegahan yang disadur dari berbagai sumber, yang dapat petani lakukan untuk mencegah hama tikus pada tanaman padi :
Melakukan pembersihan lahan atau sanitasi lingkungan, pembersihan rumput rumput atau semak-semak yang suka digunakan tikus untuk bersarang.
Dengan melakukan pemburuan atau dengan cara membunuh tikus secara langsung ( secara fisik ), dengan melakukan pembongkaran lubang-lubang sarang tikus, kemudian diburu dan dibunuh (gropyokan) secara massal dan memasukkan air ke dalam sarangnya atau lubang lubang sarang tikus.
Penanam secara serempak meliputi areal yang luas, misalnya seluas 0-100 hektar. Cara ini dilakukan untuk memotong tersedianya makanan bagi tikus.
Memanfaatkan cara pengendalian tikus yang biasa digunakan, seperti penggenangan sarang tikus, pemerangkapan, bunyi-bunyian, penjaringan dan cara-cara lainnya.
Memasang tirai persemaian pada saat padi disemai, di mana cara ini dilakukan untuk melindungi persemaian padi dari hama tikus. Bahan yang digunakan dari lembaran plastik atau lembaran kaleng bekas, tirai di pasang di sekitar persemaian dengan tingga sekitar 60 cm.
Dengan pemberian Rodentisida, cara ini digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan.
Dengan memberikan Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakukan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi.
Dengan melakukan pencegahan LTBS atau Linier Trap Barrier System atau berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah.. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam.