REDAKSI8.COM, BANJAR – Curah hujan yang meningkat dan angin kencang yang melanda Kabupaten Banjar beberapa pekan terakhir membuat beberapa wilayah mulai berisiko terdampak bencana.
Ruas jalan di Kecamatan Martapura, seperti Jalan Melati, terpantau digenangi air setinggi 5 cm akibat luapan Sungai Martapura. Meskipun demikian, aktivitas masyarakat setempat tetap berjalan normal.
BPBD Kabupaten Banjar resmi mengaktifkan Posko Siaga Darurat Batingsor, yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana, termasuk banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjar, Agus Siswanto, menjelaskan bahwa posko ini dihadirkan untuk memantau dan mengkoordinasikan penanganan bencana secara lebih efektif di wilayah-wilayah rawan.
“Tujuan diaktifkannya Posko Batingsor ini adalah untuk mempermudah proses koordinasi penanganan bencana di lapangan, mempercepat distribusi bantuan kepada warga terdampak, dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Posko ini juga berfungsi sebagai pusat informasi terkait bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu,” ujar Agus Siswanto, Senin (9/12/2024).
Menurut Agus, Posko ini akan mengawasi dan mengkoordinasikan upaya mitigasi serta penanggulangan bencana, terutama di daerah yang berpotensi tinggi terhadap tanah longsor dan banjir.
“Kami telah memetakan sejumlah kecamatan sebagai wilayah rawan bencana, seperti Kecamatan Aluh Aluh, Aranio, Astambul, Beruntung Baru, Cintapuri, Gambut, Karang Intan, Kertak Hanyar, Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Mataraman, Paramasan, Pengaron, Simpang Empat, Sungai Pinang, Sungai Tabuk, dan Tatah Makmur,” terangnya.
Dengan adanya Posko Batingsor, Agus menyampaikan, dapat lebih siap dalam menghadapi potensi bencana. Posko ini juga berperan penting dalam memonitor ketinggian air melalui sistem sensor Early Warning System (EWS) di beberapa titik, seperti Desa Rantau Nangka, Kecamatan Sungai Pinang, dan Desa Sungai Arfat, Kecamatan Karang Intan.
Agus Siswanto juga mengungkapkan bahwa berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari hingga April 2025, yang berpotensi meningkatkan risiko banjir dan longsor. Selain itu, beberapa daerah pesisir, seperti Kecamatan Aluh Aluh, juga diperkirakan dapat terkena banjir rob pada bulan Desember 2024.
“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan mempersiapkan diri menghadapi musim hujan ini. Penting untuk mengikuti instruksi dari pihak berwenang dan melaksanakan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana,” pungkas Agus Siswanto. (Sumber Info Publik Banjar).