Kegiatan ini menghadirkan ratusan peserta dan menampilkan sejumlah narasumber utama. Para narasumber terdiri atas Anggota DPR RI Komisi IX, Hj. Mariana, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk Kemendukbangga/BKKBN Pusat, Martin Suanta, Kepala Perwakilan Kemendukbangga Provinsi Kalimantan Selatan, Farah Adibah, dan, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Data dan Informasi Dinas P3AP2KB Kabupaten Tanah Laut, Jami’ah.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Mars KB”, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para pemateri mengenai urgensi Program Bangga Kencana.
Anggota Komisi IX DPR RI, Hj. Mariana, S.AB., M.M., dalam sambutannya secara khusus menyoroti peran strategis perencanaan keluarga. Beliau menekankan bahwa perencanaan keluarga bukan hanya bertujuan mengendalikan jumlah kelahiran, melainkan merupakan fondasi utama dalam mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
“Perencanaan keluarga kami pandang sebagai langkah awal untuk menciptakan kesejahteraan rumah tangga. Dengan adanya perencanaan yang matang, orang tua dapat mempersiapkan kebutuhan anak sejak dini, baik dari aspek kesehatan, pendidikan, maupun pemenuhan gizi. Hal ini kami harapkan mampu menekan permasalahan seperti stunting, gizi buruk, serta rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa depan,” Jelas Hj. Mariana.
Lebih lanjut, ia menggarisbawahi bahwa Program Bangga Kencana bertujuan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya keluarga berencana yang selaras dengan pembangunan nasional.
Hj. Mariana juga mendorong masyarakat memahami bahwa keluarga yang terencana secara optimal akan lebih siap menghadapi tantangan global, sehingga mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh, berdaya saing, dan berkarakter.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Kemendukbangga Provinsi Kalimantan Selatan, Farah Adibah, menyampaikan dukungan lembaganya terhadap Program Presiden dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui lima program Quick Win Kemendukbangga, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi sasaran 3B (Balita, Baduta, dan Ibu Hamil).
“Kami mendukung Program Presiden di poin Upaya meningkatkan SDM dengan program Kementerian dalam 5 program Quick Win Kemendukbangga, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk sasaran 3B (Balita, Baduta, dan Bumil),” ungkap Farah.
Ia kemudian menegaskan komitmen untuk memperjuangkan pemerataan MBG di seluruh daerah, khususnya bagi keluarga kurang mampu, guna mencegah stunting secara dini dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Farah menjelaskan bahwa Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) menargetkan 12.524 keluarga, mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia hingga dua tahun.
“Bentuk bantuan meliputi Nutrisi (pemberian makanan lengkap siap santap atau kudapan kaya protein hewani) dan Non Nutrisi meliputi perbaikan jamban, Rumah Layak Huni (RLH), akses air bersih, dan Edukasi kepada Keluarga Resiko Stunting (KRS),” paparnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Data dan Informasi Dinas P3AP2KB Kabupaten Tanah Laut, Jami’ah, menambahkan bahwa Bangga Kencana merupakan rebranding dari Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Program ini memfokuskan pada pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana, dengan menetapkan keluarga sebagai titik fokus pembangunan.
“Keluarga dijadikan sebagai dasar pembangunan, dengan penekanan pada perencanaan keluarga, kesehatan reproduksi, dan pendidikan. Program ini membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi, dan media,” tambahnya.
Jami’ah juga memaparkan Capaian Indikator Kependudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Tanah Laut tahun 2024. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) tercatat 2,20, dan Angka Kelahiran Menurut Usia Tertentu (Age Specific Fertility Rate/ASFR) usia 15-19 tahun berada di 23,8%. Indeks Pengasuhan Keluarga yang Memiliki Remaja mencapai 86,3%, dan Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK) tercatat 63,2%.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk, Martin Suanta, juga menjelaskan bahwa BKKBN bertransformasi menjadi kementerian, namun program KB harus terus berjalan.
“Indonesia Emas mensyaratkan SDM harus unggul dan berkualitas. Masalah stunting, masyarakat miskin, dan pengangguran harus segera kami selesaikan,” kata Martin.
Ia menyoroti isu kependudukan yang dihadapi Indonesia, yakni Aging Population. Pemerintah harus menyiapkan program karena rata-rata harapan hidup masyarakat Indonesia meningkat (perempuan 76 tahun dan laki-laki 72 tahun).
“Angka kelahiran dahulu, ibu melahirkan rata-rata memiliki anak 5-6, dan saat ini maksimal 2-3, bahkan ada yang tidak mau memiliki anak. Ini membuktikan program BKKBN sudah berhasil,” tutupnya, menegaskan keberhasilan program pengendalian penduduk.