REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Bimbingan mental sangat diperlukan untuk mencegah para remaja khususnya di Kota Banjarbaru terlibat dalam tindakan kriminal dan salah pergaulan.

Usia yang masih labil membuat anak-anak menjadi rentan terpengaruh oleh lingkungan yang tidak baik, hingga akhirnya melakukan perilaku menyimpang dari norma sosial dan hukum.
Hal tersebut mendapat perhatian dari berbagai pihak, salah satunya Wakil Rektor I Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Falah, Toriqul Arif mengatakan, kenakalan remaja harus dicegah karena berdampak negatif bagi anak, baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat.

“Kita harus mempersiapkan diri, membekali, agar mental kita betul-betul menjadi mental yang kuat, tidak lemah, dan tidak mudah tergoda,” ujarnya, Rabu (13/8/25).
Menurutnya, kenakalan remaja dapat menghambat potensi perkembangan, merusak hubungan sosial, serta menyebabkan masalah hukum lainnya.
Sebab, Ia menilai remaja sedang berada di kondisi mental yang tak labil, oleh karena itu penguatan karakter, dan disipilin sangat diperlukan agar para remaja tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif.
Pun, orang tua harus memberikan perhatian, kasih sayang, pendidikan agama dan moral yang kuat, serta membangun komunikasi yang baik dengan remaja terutama anaknya sendiri.
“Karena semuanya berawal dari niatan, dan memiliki maksud baik mempelajari nilai-nilai keagamaan. Semua itu bermuara pada hati,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kompol Imam Suryana menyebutkan, kenakalan remaja meliputi penyalahgunaan narkoba, minuman keras, tawuran, pergaulan bebas, pencurian, hingga tindakan kriminal lainnya.
“Kami mengimbau juga kepada Pemerintah Kota Banjarbaru melalui RT, RW, Lurah maupun Camat, agar anak-anak muda ini di akomodir kegiatannya,” imbaunya.
Karena kenakalan remaja bukanlah masalah yang tidak bisa diatasi. Namun dengan upaya dari berbagai pihak, kenakalan remaja dapat dicegah dan ditanggulangi.
Sehingga, remaja dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berkualitas, serta bermanfaat bagi masyarakat.
“Dibuat mereka sibuk dan capek untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif seperti diadakan tadarusan, agar mental spiritual mereka bagus,” ungkapnya.
“Kemudian diberikan keterampilan-keterampilan yang lain agar mereka di masa depannya bisa siap menghadapi tantangan yang akan dihadapi kedepannya,” tutupnya.