REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru gerak cepat melakukan antisipasi terhadap kasus keracunan massal di wilayah Kabupaten Banjar yang diduga terjadi karena menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal tersebut dibuktikan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru dengan mengelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama mitra 21 dapur MBG di Kota Banjarbaru, Senin (13/10/25) sore.
Ketua Komisi I DPRD Banjarbaru, Ririk Sumari Restuningtyas mengatakan, dari hasil RDP itu, temuan di lapangan terkait kondisi pelaksanaan program MBG masih berjalan aman di Kota Banjarbaru.

“Artinya tidak ada permasalahan, kalaupun ada permasalahan atau temuan-temuan itu biasa-biasa saja, maksudnya tidak yang terlalu berbahaya,” ujarnya.
Ia menekankan, kepada 21 dapur MBG yang bermitra di Kota Banjarbaru agar jangan sampai ada kejadian luas biasa (KLB) serupa yang terjadi seperti di wilayah tetangga.
Oleh karena itu, Ririk meminta agar koordinator wilayah yang ada bisa memantau kondisi dapur, apakah memang sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan layak.
“Kita tekankan bahwa kita harus bisa bersama-sama menjaga dapur-dapur yang sudah ada, tadi ada 21 dapur termasuk banyak banget kita temukan saya kaget juga dengan kondisi Banjarbaru memiliki 21 dapur,” ungkapnya.
Meski begitu, dalam menjaga kondisi dapur agar para penerima manfaat MBG dapat terhindar dari bahaya keracunan makanan menjadi tanggung jawab seluruh pihak.
“Tapi bukan kita menjudges bahwa dapur ini makanannya tidak baik, tetapi kita ingin menjaga itu, makanya kita antisipasi dulu disini,” imbuhnya.
Sementara itu, Koordinator Wilayah (Korwil) SPPG di Kota Banjarbaru, Citra Nurfitriani mengatakan, dalam RDP ini membahas penanganan antisipasi untuk menjaga program MBG berjalan dengan baik di Banjarbaru.
“Harapannya MBG di Kota Banjarbaru ini terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, dari 21 total dapur MBG yang ada di Banjarbaru memang saat ini masih dilakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk seritfikasi.
“Yang diperhatikan tentunya SOP-nya dari awal penerimaan bahan sampai distribusi itu harus sesuai dengan SOP,” tuturnya.
“Terus relawan di dapur juga harus menggunakan APD dan segala macam untuk menjaga kebersihan dapur sampai ke pembuangan ipalnya,” tutupnya.