REDAKSI8.COM, BANJAR – Pemerintah Kabupaten Banjar resmi meluncurkan Desa Akademi Digital, sebuah program inovatif yang dirancang sebagai ruang belajar praktik berbasis teknologi di wilayah pedesaan. Program ini menjadi terobosan baru Pemkab Banjar dalam mencetak masyarakat yang melek digital, kreatif, dan mandiri secara ekonomi di tengah arus transformasi digital nasional.
Peluncuran berlangsung di Aula Kecamatan Martapura Timur, Rabu (29/10/2025) pagi, dan secara resmi dibuka oleh Bupati Banjar H. Saidi Mansyur yang diwakili Plt Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Khairullah Ansari.


Acara tersebut dihadiri perwakilan dari Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP), Camat Martapura Timur dan Martapura Barat, para pambakal (kepala desa), pelaku UMKM, kepala sekolah, serta tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Khairullah menjelaskan bahwa Desa Akademi Digital bukanlah program yang berdiri sendiri, tetapi lahir dari hasil riset dan inovasi sosial berbasis pendekatan THIS, singkatan dari Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial, yang dikembangkan oleh Bappedalitbang Kabupaten Banjar bersama para peneliti dari perguruan tinggi.
“Pendekatan ini penting sebagai jembatan sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat. Kita ingin pembangunan di Banjar tidak hanya maju secara fisik, tapi juga inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.


Program ini, lanjutnya, dirancang agar mampu memberdayakan masyarakat desa melalui literasi digital, peningkatan keterampilan teknologi, dan akses informasi yang lebih luas. Dengan begitu, desa bukan lagi sekadar penerima manfaat pembangunan, melainkan menjadi pusat inovasi dan penggerak ekonomi digital daerah.
Khairullah menegaskan bahwa program Desa Akademi Digital mengandung tiga makna penting. Pertama, sebagai wadah pembelajaran masyarakat agar cakap digital. Kedua, sebagai modal inovasi di tingkat desa untuk mengembangkan ide dan teknologi tepat guna. Ketiga, sebagai penggerak ekonomi digital pedesaan melalui UMKM berbasis teknologi.
“Digitalisasi jangan hanya habiskan kuota, tapi harus bisa jadi duit. Artinya, masyarakat harus mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan peluang usaha dan nilai tambah ekonomi,” tegasnya dengan nada optimistis.
Ia menambahkan, Desa Akademi Digital akan menjadi laboratorium pembelajaran digital di desa, tempat masyarakat belajar langsung mengenai pemasaran online, manajemen usaha digital, serta pemanfaatan aplikasi pertanian dan keuangan berbasis teknologi.
Dalam kesempatan yang sama, Khairullah juga menyampaikan apresiasi kepada tim peneliti yang turut merancang dan mengembangkan program ini, yakni Hesty Heryani dan Syaharuddin dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) serta Cahyono Susetyo dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bappedalitbang dan DKISP Kabupaten Banjar atas dukungan dan sinerginya dalam mendorong transformasi digital di tingkat desa.
“Mari kita jadikan desa sebagai pusat inovasi, bukan hanya sebagai penerima hasil pembangunan, tetapi sebagai pelaku utama perubahan menuju Banjar yang lebih maju dan mandiri,” pungkasnya.
Peluncuran Desa Akademi Digital ini merupakan bagian dari Program Hilirisasi Riset Prioritas Sinergi Tahun 2025 oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Acara tersebut juga diisi dengan pemaparan hasil kajian dan diskusi interaktif bersama tim peneliti, yang membahas strategi implementasi dan keberlanjutan program di tingkat desa.
Dengan hadirnya Desa Akademi Digital, diharapkan masyarakat Banjar dapat bertransformasi menjadi komunitas yang adaptif, produktif, dan berdaya saing tinggi di era digital, sekaligus memperkuat posisi Kabupaten Banjar sebagai daerah yang unggul dalam inovasi pembangunan berbasis teknologi.
 
			



