REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Hujan deras yang mengguyur Banjarmasin, Banjarbaru, dan sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan dalam beberapa hari terakhir sempat membuat masyarakat bertanya-tanya: benarkah musim kemarau sudah berakhir?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalsel menegaskan, meski hujan turun cukup intens, saat ini Kalsel masih berada dalam periode musim kemarau yang diprediksi berlangsung hingga Oktober 2025 mendatang.
Menurut Forecaster Iklim BMKG Kalsel, Erlina Natasya Kurniasari, hujan yang belakangan terjadi bukanlah hujan alami sepenuhnya. Curah hujan itu dipicu oleh Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilaksanakan pemerintah sejak 13 hingga 22 Agustus 2025.
“OMC ini bertujuan menjaga lahan gambut tetap basah agar tidak mudah terbakar. Jadi, bukan berarti musim kemarau sudah selesai,” jelas Erlina, Kamis (21/8/2025).
Ia menambahkan, OMC menjadi langkah strategis mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang biasanya meningkat saat puncak kemarau. Meski demikian, masyarakat tetap diminta waspada dan tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu api.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Sekecil apa pun percikan api bisa memicu karhutla di musim kemarau,” tegasnya.
BMKG juga mengingatkan bahwa musim kemarau bukan berarti langit selalu cerah tanpa hujan. Dalam periode kemarau, hujan masih bisa turun, namun dengan akumulasi rendah.
“Misalnya hanya 10 milimeter, itu tetap masih masuk kategori kemarau,” jelas Erlina.
Selain faktor modifikasi cuaca, peningkatan hujan juga bisa dipengaruhi kondisi lokal seperti suhu, topografi, dan kelembapan udara, serta faktor regional seperti pola angin monsun, El Nino–Southern Oscillation (ENSO), hingga Indian Ocean Dipole (IOD).
Saat ini BMKG tengah memproses data untuk menentukan awal musim hujan. Diperkirakan, transisi dari kemarau menuju penghujan akan berlangsung antara Agustus hingga Oktober 2025.
