REDAKSI8.COM, BANJAR – Kabupaten Banjar terus memperkuat sektor pertanian hortikultura, khususnya budidaya bawang merah yang kini menjadi salah satu komoditas andalan di Kecamatan Simpang Empat. Guna menjawab tantangan hama yang kerap menjadi momok bagi petani, Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Pertanian bersama Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Kalimantan Selatan meluncurkan pendampingan intensif lewat program Pengendalian Hama Terpadu (PPHT).
Program ini menyasar petani bawang merah di Desa Cabi dan Desa Simpang Empat. Melalui PPHT, petani dibekali pengetahuan tentang teknik pengendalian hama yang ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, sekaligus menjaga ekosistem pertanian tetap seimbang.
Kegiatan yang digelar pada Selasa (19/8/2025) dimulai dengan penerapan PPHT di Kelompok Tani Sidodadi Desa Cabi, dilanjutkan monitoring di Gapoktan Kayuh Baimbai Desa Simpang Empat. Pendampingan melibatkan petugas Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Simpang Empat, serta para petani lokal.
Kepala BPTPH Provinsi Kalsel, Lestari, menegaskan bahwa pengendalian hama tidak bisa hanya dilakukan secara instan, melainkan dengan pendekatan menyeluruh.
“Kami tidak hanya mengajarkan cara membasmi hama, tetapi juga bagaimana menciptakan ekosistem pertanian yang sehat. Ketika alam seimbang, hama akan terkendali dengan sendirinya tanpa harus merusak lingkungan. Ini investasi jangka panjang untuk kualitas panen dan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Senada, Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian Kabupaten Banjar, Imelda Rosanty, menilai PPHT sebagai langkah konkret pemerintah dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian.
“Kami ingin petani bawang merah di Kabupaten Banjar tidak hanya panen melimpah, tetapi juga menghasilkan produk yang aman dan berkualitas. Dengan sistem terpadu ini, ketahanan pangan lokal bisa lebih kuat dan berdaya saing,” tegas Imelda.
Bawang merah sendiri merupakan salah satu komoditas strategis di Kabupaten Banjar. Permintaan pasar yang tinggi, baik lokal maupun luar daerah, menjadikan komoditas ini bernilai ekonomi besar. Namun, serangan hama ulat, thrips, hingga penyakit layu fusarium sering menggerus hasil panen.
Dengan adanya pendampingan PPHT, petani kini memiliki cara baru yang lebih efektif dan ramah lingkungan untuk menghadapi tantangan tersebut. Petani juga diarahkan untuk memanfaatkan musuh alami hama, rotasi tanaman, serta penggunaan pestisida nabati sebagai langkah preventif.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menurunkan biaya produksi, karena penggunaan pestisida kimia yang berlebihan seringkali membuat biaya tanam membengkak. Hasil panen yang lebih baik nantinya bukan hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkuat perekonomian daerah.
Melalui strategi ini, Kabupaten Banjar meneguhkan komitmennya menjadi salah satu lumbung hortikultura di Kalimantan Selatan. Jika praktik PPHT berhasil diterapkan secara konsisten, maka model ini berpotensi direplikasi ke wilayah lain yang juga mengembangkan bawang merah maupun komoditas hortikultura lainnya.
Dengan demikian, upaya Pemkab Banjar bukan hanya menyelesaikan persoalan hama, tetapi juga menyiapkan pondasi kuat bagi masa depan pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan menyejahterakan petani.
