REDAKSI8.COM – Akibat tingginya intensitas curah hujan disertai cuaca yang tidak menentu selama beberapa bulan terakhir, berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai di wilayah Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru.
Salah satu petani cabai di Kelurahan Syamsudinnoor Daryo menyampaikan, kendala menanam cabai di tempatnya diakui lantaran hujan, sehingga pertumbuhan tanaman cabai tidak bisa maksimal.
Selain hujan, hama juga membuat cabai menjadi kriting, namun pencegahannya bisa dengan treatment obat Bimolis atau yang lainnya.
“Kalo untuk lombok (cabai) selama hujan memang tidak kuat, walaupun dikasih obat pagi, kadang setengah hari saja sudah hujan, di obat sore nanti jam 8 hujan, kan jadinya habis terus,” ungkap Daryo, Kamis (9/2/23).
Daryo menerangkan, sejak 2 bulan terakhir dirinya merasakan perubahan cuaca sangat berpengaruh kepada tanamannya, yang menyebabkan tanaman cabai rentan terserang Patek (cacar) atau Antraknosa.
Selain Kondisi cabai yang terserang Patek saat curah hujan tinggi, daun tanaman cabai pun ikut menjadi kuning dan kriting.
“Ya pengaruh, kalo lagi nanam memang susah, masa tumbuhnya susah, kurang panas tanahnya, tanah mati lah ibaratnya,” ungkapnya.
Sementara itu, seorang petani cabai Larti juga membenarkan, Patek memang sering menyerang tanaman cabai petani.
Itu disebabkan oleh jamur Coletotrichum Capsici yang berkembang pesat saat terjadi kelembaban yang relatif tinggi.
Untuk mencegah Patek, petani cabai katanya mesti lebih rutin menyemprotkan cairan bebas hama saat musim penghujan.
“Penyakit lombok itu kenapa tidak bisa ditanggulangi, kena Patek kalo kehujanan terus,” ucapnya.
(Red8-Irma)