REDAKSI8.COM – Sejak tahun 2013 hingga kini, sudah begitu banyak produk yang dibuat oleh Rumah Pengarang.
Yap, Rumah Pengarang.
Rumah Pengarang yang beralamat di Jalan Sidomulyo Raya Landasan Ulin, Banjarbaru ini bukanlah rumah dari seorang pengarang buku dan sebagainya, melainkan ‘pengarang’ alias pembuat arang.
Arang yang dihasilkan pun bukan sembarang arang. Narwanto (si pemilik/owner rumah kreatif Rumah Pengarang), memberi nama arang buatannya dengan ‘Arang Putih’ (terbuat dari kayu palawan yang ‘dipanggang’ selama 15 hari).
“Produk-produk yang sudah saya hasilkan dari arang putih ini diantaranya bahan bakar untuk barbeque’an, perlengkapan rumah tangga seperti penyerap bau kulkas, filtrasi air, ada juga dekorasi buat penghias ruangan, meja, dinding,” ujar Narwanto kepada Jurnalis Redaksi8.com, Selasa (4/6).
Selain itu kata Narwanto, arang putih juga ia olah menjadi berbagai macam aksesoris, seperti kalung, gelang, anting, hiasan kulkas.
“Ada lagi Plakat untuk kenang-kenangan atau cinderamata, piala, sampai alat musik,” tambah Narwanto.
Kreativitas Narwanto akan arang putih tidak hanya sampai di situ. Baru baru ini, ia akan mengarah kepada produk-produk dekoratif yang memiliki fungsi dan menyesuaikan permintaan pasar.
Produk-produk dekoratif itu diantaranya seperti hiasan dinding yang berfungsi untuk lampu kamar tidur, alas sumpit meja makan, name tag label produk atau harga.
Saat ditanya dari mana ide untuk membuat produk dekoratif itu didapat, Narwanto mengaku sejak tahun 2013 mempelajari jenis arang ini sehingga mengetahui karakteristiknya.
“Salah satunya adalah tingkat kepadatan dan kekuatan arang tersebut, sehingga muncul ide untuk menjadikannya aksesoris dan lain sebagainya sebab selama tinggal di Banjarbaru, banyak melihat kerajinan gosok batu dan kayu yang dijadikan cemeti,” jelasnya.
Kenapa produk itu yang dijadikan produk terbaru? Apa ada khasiat atau manfaatnya? Narwanto menjawab jika melihat sifat dan karakteristiknya serta referensi dari negara asalnya yaitu Jepang, ternyata arang putih memiliki khasiat atau manfaat seperti menyerap radiasi gelombang elektromagnetik yang muncul dari peralatan listrik.
“Oleh karena itu agar penggunaannya menarik harus saya buat produk yang bisa digunakan sehari-hari, misalnya gelang atau kalung bahkan produk dekoratif yang bisa dipasang di rumah,” terangnya kemudian.
Untuk harga jualnya dari yang termurah sampai yg termahal, Narwanto mengatakan produk arang putihnya yang sudah pernah terjual dari harga Rp 30 ribu hingga Rp 750 ribu.
“Yang paling murah produk arang stick untuk filtrasi, sedangkan yang paling mahal berupa alat musik,” sebutnya.
Lebih lanjut Narwanto menerangkan, sejauh ini penjualan untuk produk-produk dekoratif masih dalam tahap mencari segmentasi, lantaran baru diluncurkan awal tahun 2019.
Namun di sisi lain ucap Narwanto, saat mengikuti INACRAFT 2019 di JCC Senayan Jakarta mulai terlihat segmentasi penggunanya.
“Ternyata ada peminat terutama penyuka produk unik. Kolektor untuk produk dekoratif di galeri miliknya,” ujarnya.
Untuk saat ini penjualan produk-produk arang putih masih melalui Expo dan online. Namun kata Narwanto tidak menutup kemungkinan untuk pasar luar negeri.
“Ke depan saya berharap Rumah Pengarang menjadi salah satu alternatif destinasi produk kriya yang unik, tempat untuk kunjungan edukasi dan petualangan. Semoga bisa segera terwujud untuk wisata edukasi dan petualangan,” pungkasnya.
Sementara itu, mengutip komentar-komentar di media sosial dari para pembeli, banyak yang menyukai dan cukup puas dengan produk olahan arang putih Rumah Pengarang.
“Anu… ulun cuman mau ngasih testi binchotannya dasar ampuh banar menyerap aroma tidak sedap yang di kulkas… berasa banar bedanya pas ulun keluarkan dari kulkas pas mau ulun rebus kembali,” ucap pemilik akun Nurul Huda.
Demikian juga disampaikan pemilik akun Humaidi Ahmad. “Dari semua produk arang yang ada saya paling terkesan sama Najune Binchotan.”
“Alhamdulillah… smoga sukses selalu,” ujar akun Kastar Rori.