REDAKSI8.COM – Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Banjar melaksanakan rapat persiapan sekaligus ekspos kegiatan optimasi lahan rawa lebak di Kabupaten Banjar, Rabu (11/4/18).
Kegiatan yang dilaksanakan di Mahligai Sultan Adam ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Banjar, KH. Khalilurrahman, Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Ditjen Prasarana Sarana Pertanian Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Kepala subdirektorat optimasi dan rehabilitasi lahan Ir. Yanri, MM, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Provinsi Kalimantan Selatan, Fathurrahman, dan para Pembakal (Kepala Desa) di daerah Kecamatan Martapura.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga dihadiri Para Babinsa, Babinkamtibmas, Kepala BPP, PPL, Ketua Gapoktan serta tokoh masyarakat.
“Saya mengucapkan selamat datang di Kota Martapura Kabupaten Banjar kepada Bapak Ir. Yanri, MM, selaku Kepala Sub Direktorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan dari Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian Republik Indonesia,” ucap Bupati Banjar, KH Khalilurrahman.
Terkait akan dilaksanakannya Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional tahun 2018, yaitu pada bulan Oktober di Provinsi Kalimantan Selatan dimana Kabupaten Banjar sebagai salah satu kabupaten yang dijadikan percontohan pada kegiatan Optimasi Lahan Rawa Lebak seluas 500 ha dikawasan folder Pasayangan, Bupati Banjar mendukung penuh pertemuan ini sebagai upaya penyatuan persepsi dan penyeragaman rencana pada pelaksanaan kegiatan tersebut.
Disinggung mengenai optimasi lahan, dikatakannya bahwa optimasi lahan merupakan upaya/usaha meningkatkan produktivitas suatu lahan.
Lahan yang awalnya kurang produktif ditingkatkan menjadi produktif.
Fenomena yang terjadi sekarang ini, lanjutnya adalah banyaknya alih fungsi lahan pertanian yang semakin tidak terkendali.
Kabupaten Banjar yang kaya akan potensi pertanian tegas pria yang kerap disapa Guru Khalil ini, harus tetap bisa menjadi lumbung pangan di Kabupaten Banjar khususnya, dan di Kalimantan Selatan pada umumnya dengan slogan “KINDAI LIMPUAR”.
Oleh karena itu, Guru Khalil meminta kepada Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura beserta SKPD terkait, untuk melakukan terobosan menyikapi hal tersebut, yaitu berkurangnya lahan sawah akibat alih fungsi, baik melalui intensifikasi dengan menggerakkan seluruh petani untuk tanam 2 kali setahun atau melalui pembukaan areal baru (percetakan sawah) atau optimasi lahan.
Hal terpenting adalah kawasan wilayah folder pasayangan, yang sekarang tidak produktif sebagai lahan sawah, Guru Khalil meminta agar lahan tersebut dikembalikan lagi menjadi sawah produktif seperti dahulu melalui kegiatan optimasi lahan rawa ini.
“Kalau memungkinkan lakukan percepatan tanam yaitu tanami padi 2 kali setahun,” cetusnya.
Apabila ada kendala di lapangan lanjutnya, yang dirasa menghambat program ini, agar segera koordinasikan dengan aparat penegak hukum seperti bhabinkamtibmas atau bhabinsa, dengan dukungan dari polsek dan koramil setempat.
Dalam kesempatan ini, Guru Khalil mendoakan, rencana pengembangan optimasi lahan rawa lebak unuk folder Pasayangan dapat terlaksana dengan baik.
Pasalnya, kegiatan ini juga salah satu upaya guna mendukung mempertahankan Kabupaten Banjar sebagai Lumbung Pangan dengan slogan “KINDAI LIMPUAR”.
“Insya Allah, Pemerintah Kabupaten Banjar akan selalu siap membangun dan mewujudkan sektor pertanian lebih maju dan lebih baik lagi,” tutupnya.
Kalau Mau Optimal, Semua Harus Mendukung
Menanggapi adanya rencana optimasi lahan rawa di Kabupaten Banjar.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Banjar, Muhammad Fachry mengatakan, pengerjaan optimasi lahan rawa secara teknis tidak terlalu berat karena nantinya pengerjaan akan dibantu oleh konsultan.
“Yang dirasanya berat dalam pengerjaan optimasi ini yaitu masalah sosial, karena seperti yang diketahui bahwa pemilik lahan tidak semuanya petani dan ada sebagian bukan penduduk setempat. Inilah yang menjadi fokus untuk dilakukan pendekatan,” ujar Fachry.
Akan tetapi, lanjutnya, semua masyarakat harus mendukung karena ini adalah kepentingan orang banyak.
Adapun untuk alih fungsi lahan, dikatakan Fachry, akan dibahas di perubahan RT/ RW, karena folder pasayangan adalah lahan yang khusus untuk pertanian.
“Jadi nantinya, akan ditetapkan mana yang lahan persawahan dan mana pemukiman, karena nantinya lahan persawahan akan ditetapkan menjadi lahan persawahan abadi,” jelas Fachry.
Dari identifikasi awal, lahan rawa lebak untuk folder Pasayangan ada di 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Martapura, Martapura Timur dan Martapura Barat dengan total 7 Desa dengan luasan 500 hektare.
“Nantinya akan dilakukan Survei Investigasi Desain (SID), minimal satu unit tanggul untuk membendung air luas lahannya minimal 100 hektare. Apabila nanti tidak sampai 100 hektare maka tidak akan dibangun dan dicari yang lainnya. Prioritas kami lebak dangkal dengan luasan minimal 100 hektare, untuk efisiensi dana,” tutupnya.