REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Gerakan Umat Bela Palestina Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Lelang Amal untuk Palestina di Aeris Hotel Banjarbaru pada Sabtu (21/12/24) malam.
Adapun barang-barang yang di lelang itu berupa cicin, gelang, pendant berlian dan mutiara, jaket eyes on me, jaket chikigo by chiki fawzi, replika mimbar, serta lukisan kaligrafi tema Palestina karya Ustadz Derry Sulaiman.
Salah satu Panitia Penyelenggara Gerakan Umat Bela Palestina, Layutsa Amin mengakui, hasil Lelang Amal pada hari ini diluar dari ekspetasi mereka.
“Kita tidak berharap banyak namun penuh do’a, Alhamdulillah malam ini hasil lelang kita mencapai Rp360 juta up,” ungkapnya.
“Itu baru penjualan belum lagi sumbangan-sumbangan dari hamba-hamba Allah yang tidak mau disebut namanya, dan yang tidak hadir melalui whatsapp, melalui instagram video call, alhamdulillah,” tambahnya.
Kendati demikian, kegiatan open donasi masih bisa dilakukan sampai hari Minggu (22/12/24), baik secara langsung, orasi hingga nanti ada kantong-kantong yang dibagikan pada acara Indonesia Peace Convoy di Lapangan Dr. Murdjani Banjarbaru.
“Besok juga kita masih open donasi dengan berbagai macam cara, mungkin ada secara langsung, orasi dan ada nanti kantong-kantong yang kita bagikan yang sudah sering kita lakukan di Murdjani,” ujarnya.
Diwaktu yang berbeda, Ustadz Bachtiar Nasir menyampaikan, replika mimbar kecil dibuat untuk menjadi simbol perjuangan, persatuan dan penguat kemenangan.
“Malam ini tembus Rp100 juta, bahkan sebelumnya juga mencapai Rp100 juta, alhamdulillah,” ucapnya.
Ustadz Bachtiar menjelaskan, pembuat replika mimbar ini adalah salah satu pengukir dari Jepara yang dikerjakannya bersama para seniman-seniman pengukir Turki selama 5 tahun atas biaya dari Raja Abdullah dua di Jordania.
“Dan ini sebagai simbol buat kita di Indonesia menjadi bagian bersama mereka kedepan, InsyaAllah,” tuturnya.
Sementara itu, pemenang lelang replika mimbar, Wulan Andreas mengatakan, melihat dari history mimbar itu sendiri memiliki makna yang sangat luar biasa sekali.
Sehingga dari mimbar itu lah mungkin yang akan membangun jiwa spirit dalam diri.
“Selain itu juga sebenarnya ini bukan ajang untuk saling berlomba-lomba tapi mungkin ini memang sudah rezeki anak-anak yang ada di Palestina, kita sebagai perantara saja menyalurkan apa yang menjadi hak mereka,” tutupnya.