Ia hadir sebagai pembina pusat pengembangan seni baca Al-Qur’an dan memberikan sambutan yang menggugah semangat peserta dan para orang tua.
Dalam sambutannya, Makhruri menegaskan bahwa pendidikan adalah warisan para ulama yang harus dijaga dan diwariskan secara turun-temurun.
“Keadaan ulama harus dijaga. Jangan sampai terputus. Melalui program seperti ini, kita tidak hanya menjaga tradisi, tapi juga membangun masa depan generasi Qur’ani,” Kata Mahruri.
Makhruri turut berbagi kisah inspiratif tentang perjuangannya dalam dunia pendidikan. Ia menyampaikan bahwa pendidikan bukan hanya tentang fasilitas atau biaya, melainkan tentang kemauan dan keikhlasan.
“Saya pernah menjadi tukang becak sambil membaca buku. Saya mengajar les privat demi membiayai pendidikan saya. Ayah saya pun membiayai sekolah anak tetangga saat kami sendiri kesulitan,” kenangnya.
Ia juga menyoroti bahwa keberhasilan dalam pendidikan tidak bergantung pada ketersediaan biaya semata.
“Pendidikan gratis bukanlah solusi utama. Solusinya adalah kemauan kuat dari orang tua dan anak untuk belajar dan maju. Itulah kunci utama,” tegasnya.
Dalam program yang diikuti oleh 83 peserta tersebut, Makhruri melihat antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat, khususnya orang tua yang ingin anaknya tumbuh menjadi generasi yang cinta Al-Qur’an.
Ia pun memberikan apresiasi terhadap kerja keras Kepala Desa Pacakan, H. Supiyani, serta seluruh elemen yang mendukung, termasuk para ustadz dan pengurus pondok pesantren.
“Desa Pacakan telah mencetak nama hingga ke tingkat nasional dan internasional berkat Al-Qur’an. Ini adalah bukti bahwa kita bisa melahirkan generasi unggul jika program seperti ini terus kita jaga dan dukung,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Makhruri turut membuka secara resmi program pembinaan tersebut dan menyematkan pin dan penyerahan buku panduan Al-Qur’an kepada para peserta sebagai simbol dimulainya proses pembelajaran.
Ia menutup sambutannya dengan harapan agar para peserta tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, tetapi juga mendapat keberkahan dalam hidup mereka.
Keikhlasan orang tua dan niat yang kuat dari anak-anak akan menjadi kunci keberhasilan dalam meraih ilmu yang bermanfaat dan memberkahi hidup mereka ke depan,” pungkasnya.
Acara kemudian ditutup dengan doa oleh pimpinan pondok pesantren, Guru Syarifuddin Asy Syafi’iyah, yang memohon agar seluruh proses pembinaan ini berjalan lancar dan penuh berkah.