REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) berpotensi hanya satu pasangan di Kota Banjarbaru. Pengamat politik Jajat Nurjaman menilai, situasi politik yang dihadapi Petahana Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin yang kesulitan mendapatkan surat rekomendasi dari partai politik untuk maju kembali di pilkada tahun ini, diduga disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Pertama, petahana tidak lagi dipercaya parpol. Situasi petahana yang tidak kunjung mendapat rekomendasi dari parpol diduga akibat gagalnya petahana menunaikan komitmen politik antara dirinya dengan partai pengusung sebelumnya.
Dalam beberapa kasus sering ditemukan dimana larinya dukungan partai politik dari petahana disebabkan saat sudah terpilih kandidat yang diusung ingkar terhadap komitmen politik yang telah disepakati, sehingga parpol merasa kapok untuk memberikan dukungannya kembali.
Kedua, petahana gagal menjaga stabilitas politik selama menjabat. Pindahnya dukungan partai dari petahana juga bisa disebabkan adanya pertimbangan telah muncul kandidat yang lebih layak, meskipun alasan ini umum terjadi.
Namun tidak sedikit munculnya kejadian ini juga datang akibat usulan dari konstituen parpol yang kecewa atas kepemimpinannya, salahs atunya terkait tidak meratanya program yang dijalankan petahana dan hanya dapat dirasakan oleh sebagian pihak.
Terakhir, adanya kecemburuan dari parpol pengusung, meskipun merupakan kader parpol tertentu namun tidak dapat dipungkiri kesuksesan petahana justru lahir dari koalisi partai politik, perilaku petahana yang terlalu mengistimewakan partainya justru menjadi penyebab lahirnya kecemburuan dari partai lain yang turut mengusungnya sejak awal, hingga akhirnya partai lain memilih hengkang dan mengalihkan dukungannya kepada kandidat lain.
“Praktiknya sebagai Petahana tidak serta merta secara mulus dapat dukungan parpol, jika berkaca pada Pilkada kali ini tidak sedikit Petahana yang terancam tidak mendapatkan dukungan, seperti Isran Noor Gubernur Kaltim, termasuk Anies Baswedan, dan sebaliknya juga Petahana yang konsisten dan dinilai layak, serta mampu memimpin kembali akan didukung mayoritas partai politik, baik dari parpol pengusung sebelumnya maupun parpol yang baru bergabung seperti yang terjadi dalam pilgub Jatim dimana mayoritas parpol mendukung pasangan Khofifah-Emil Dardak”, tutup Jajat