REDAKSI8.COM – Sebuah kota membutuhkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau Ruang Publik (Public Space) yang berfungsi sebagai pusat ekspresi, interaksi dan komunikasi masyarakat, baik formal maupun informal, individu ataupun kelompok.
Ruang publik tersebut berfungsi untuk mewadahi kegiatan-kegiatan kreatif masyarakat yang berkaitan dengan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan. Selain fungsi sosial, Ruang Terbuka Hijau / Ruang Publik juga memiliki fungsi fungsi ekologis, fungsi arsitektur/estetika dan fungsi ekonomi yang menjadikannya memiliki peran penting sebagai penyeimbang pembangunan di perkotaan.
Pembangunan sejatinya tidak melulu mengarah pada bangunan gedung bertingkat, tetapi juga tentang Ruang
Terbuka Hijau. Mengingat pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau tersebut, maka diperlukan perencanaan yang baik, inovatif dan berkelanjutan dalam mewujudkannya, agar Ruang Terbuka Hijau tidak hanya dianggap menarik tapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan bagi warga.
Selain berperan sebagai titik pengikat dalam struktur kota, ruang publik itu dapat pula berperan sebagai paru-paru kota yang memberikan kesegaran dan kesejukan di kawasan perkotaan.
Kota Banjarbaru terus berkembang seiring dengan bertambah pesatnya pertambahan penduduk dan pertumbuhan lahan terbangun. Kebutuhan lahan untuk pembangunan yang terus meningkat akan selalu disertai perubahan fungsi lahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun, hal ini berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan, menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat.
Untuk itu diperlukan upaya untuk menjaga, menyeimbangkan, dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan Ruang Terbuka Hijau yang memadai. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 29 dan SPM Penataan Ruang, dimana sebuah kota harus menyediakan 30% Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan 20% diantaranya merupakan RTH Publik. Penyediaan RTH Publik inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka disusunlah usulan untuk menambah luasan RTH di wilayah Kota Banjarbaru melalui kegiatan pembangunan Ruang Terbuka Hijau untuk keperluan tersebut. Sampai saat ini, luas RTH publik Kota Banjarbaru menurut kriteria Permen PU Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan adalah sebesar 10,26%.
Berikut beberapa Ruang Terbuka Hijau / Publik yang ada di Kota Banjarbaru :
Taman Pintar
Taman ini memadukan tempat wisata rekreasi maupun edukasi dalam satu lokasi. Taman pintar memiliki arena bermain sekaligus sarana edukasi, karena ditaman ini terdapat beberapa alat peraga dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan, seperti edukasi tata surya, jam dunia, mengenal bangun datar, roket, dinding kearifan lokal dan sebagainya. Taman pintar ini juga akan dilengkapi dengan perpustakaan dan playground.
Taman pintar ini nantinya akan menjadi tempat rekreasi yang sangat baik bagi setiap orangtua untuk mengajak anak-anak yang masih dalam masa perkembangan untuk bermain disini. Karena anak-anak akan mendapat kesempatan berekreasi sambil bermain dan belajar. Pembangunan taman pintar pada tahun 2018 baru sebatas
pembangunan awal dan rencananya pembangunan keseluruhan akan diselesaikan tahun 2019 ini.
Mess L
Mess L dulunya adalah bangunan eks markas tentara Rusia yang sudah tidak terawat, sehingga bangunannya rusak dan terkesan angker. Namun kini, kesan angker tersebut hilang setelah Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas PUPR melakukan renovasi menyeluruh terhadap bangunan tersebut. Rencananya bangunan ini akan difungsikan sebagai pusat kegiatan budaya dan sastra di Banjarbaru.
Pembangunannya sendiri dilakukan secara bertahap. Tahun 2018 pembangunan difokuskan pada bangunan utama dan halaman. Sementara tahun 2019 akan diselesaikan pembangunan sesuai perencanaan, yaitu pembangunan panggung utama, halaman sebelah selatan, halaman panggung, pagar keliling, taman bermain
anak, dan gudang genset.
Menara 33
Menara pandang yang berdiri di atas Sungai Kemuning atau sering disebut Menara Pandang 33 adalah bangunan setinggi 15 meter berbentuk segitiga bercorak warna warni, yang berdiri di atas aliran Sungai Kemuning. Menara ini dibangun untuk menambah nilai estetika Sungai Kemuning dan sebagai menara pantau Sungai Kemuning dan sekitarnya. Dari menara ini kita bisa melihat Sungai Kemuning yang bersih dan meliuk indah membelah Kota Banjarbaru.
Keberadaan menara ini menarik minat warga untuk datang, mengabadikan momen dengan selfie, dan sebagian naik ke atas menara untuk melihat alur meliuk Sungai Kemuning yang sudah tertata dengan indah.
Embung
Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarbaru Bidang Sumber Daya Air, terus melakukan penataan, pembangunan dan optimalisasi sarana prasarana sungai, embung dan sumber daya air lainnya untuk pengendalian banjir dan pemenuhan kebutuhan irigasi pertanian.
Kini di Banjarbaru, telah terbangun embung yang tersebar di beberapa titik seperti :
Embung Landasan Ulin/Guntung Damar
Embung yang berada di Kelurahan Guntung Payung ini berfungsi sebagai pengendali banjir dan catchment area untuk aliran buangan bandara, jalan lingkar utara serta buangan akhir Sungai Kemuning dan Sungai Sumba.
Embung sidodadi
Terletak di Kelurahan Loktabat Selatan, embung ini didesain untuk pengendalian banjir dengan catchment area meliputi aliran dari Jalan Trikora/Mesjid Agung melalui aliran Sungai Ambulung serta kawasan sekitar Jalan Palam.
Embung/long storage Kelapa Gading
Terletak di Kelurahan Sungai Besar, embung didesain sebagai kolam retensi pengendali banjir dengan catchment area kawasan Kelapa Gading.
Embung Gunung Kapur
Embung yang satu ini berada di kawasan Gunung Kupang Kelurahan Cempaka, didesain untuk pertanian dan kolam retensi/pengendali banjir dengan catchment area sekitar kawasan Gunung Kupang.
Embung Cempaka
Terletak di Kelurahan Cempaka di desain untuk pengendalian banjir pada Sungai Basung dan Pumpung dengan catchment area meliputi buangan perkantoran provinsi, jalan SMAN 3 Banjarbaru serta buangan Sungai Kuranji
Gunung Kupang.
Embung Liang Anggang
Didesain untuk pengendalian banjir dengan catchment area meliputi buangan aliran Sungai Pulantan, Peramuan, Berlina dan Tambak Buluh.
RTH Al Munawarah
RTH Al Munawarah adalah taman modern berkonsep islami yang letaknya tepat didepan masjid kebanggaan masyarakat Banjarbaru, yaitu Masjid Agung Al Munawwarah. Kawasan ruang terbuka yang dilengkapi dengan bundaran cantik ditanami bunga warna-warni. Sebanyak 15 pohon kurma juga sudah tertanam baik, bahkan diberi perlakuan khusus oleh petugas taman. Aneka tanaman dan rumput juga betul-betul terawat. Banyak terdapat tempat duduk dan fasilitas bagi pejalan kaki yang mengelilingi taman.
RTH Al Munawarah makin indah dengan adanya gerbang megah dan ikon tulisan raksasa Banjarbaru yang berkilau sebagai identitas taman. Sesuai dengan konsepnya, pengunjung taman tentu harus menjaga etika berpakaian dan pergaulan. Ruang Terbuka Hijau yang dimiliki Kota Banjarbaru tak melulu mengedepankan konsep pendidikan atau estetika belaka, tetapi menjadi cermin karakter masyarakat Kota Banjarbaru yang terdidik, sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia.