REDAKSI8.COM, BANJARMASIN – Wetland Square Banjarmasin bergemuruh saat Emroni, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Ronny Lattar, tampil memukau di grand final Lomba Baca Puisi Untuk Seribu Sungai. Dengan olah vokal yang bertenaga dan penghayatan mendalam, ia sukses merebut gelar juara pertama dalam ajang bergengsi yang digelar dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Jumat (7/2/2025) malam.
Mengenakan kostum pejuang tempo dulu, Ronny Lattar membacakan puisi legendaris “Sebuah Jaket Berlumur Darah” karya Taufik Ismail. Penampilannya yang dramatis dan penuh emosi membuat para juri tak ragu menobatkannya sebagai pemenang.
Berbicara usai kemenangannya, pria yang sehari-hari bekerja di Radio Suara Banjar (RSB) di bawah naungan DKISP Kabupaten Banjar ini mengaku tak melakukan persiapan khusus. Namun, empat hari latihan intensif setelah mendaftar sudah cukup untuk membentuk performanya yang maksimal.
“Alhamdulillah, hasilnya luar biasa. Saya tidak ada persiapan khusus, hanya latihan di kantor setelah kerja, dibantu teman-teman jurnalis yang banyak memberi masukan,” ujar pria yang telah meraih 19 gelar juara lomba puisi tingkat Kabupaten Banjar dan 4 kali juara umum tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
Keikutsertaannya kali ini bukan sekadar ajang pamer kemampuan. Ronny merasa tertantang oleh dewan juri yang sangat berkompeten dan belum pernah ia temui sebelumnya dalam lomba-lomba sebelumnya.
“Luar biasa panitia bisa mendatangkan juri berkelas. Mereka bukan kaleng-kaleng. Apalagi ada peserta dari Jakarta, Jambi, dan Sumatera Utara. Ini jadi tantangan tersendiri bagi saya,” tuturnya penuh semangat.
Sebagai juara pertama, Ronny membawa pulang hadiah uang pembinaan sebesar Rp 5 juta. Sementara posisi juara kedua diraih Suroto dari NewsWay.com (Rp 4 juta), dan juara ketiga jatuh kepada Rini Mauliana dari TVRI (Rp 3 juta).
Selain itu, kategori Harapan I dimenangkan Ratna Sari Dewi dari TVRI (Rp 1 juta), Harapan II Agus Prapto dari Kanalkalimantan.com (Rp 1 juta), dan Harapan III Helman dari Prima TV (Rp 1 juta). Hadiah para pemenang akan diserahkan pada puncak peringatan HPN 9 Februari mendatang.
Ketua Tim Juri, Benny Benke, menegaskan bahwa dunia jurnalistik dan puisi memiliki keterkaitan erat. Banyak wartawan senior yang diam-diam merupakan penyair berbakat.
“Jurnalis sering bersentuhan dengan kebudayaan dalam tugas peliputan. Kemampuan menyusun diksi dan kalimat puitis menjadi bagian dari keseharian mereka,” jelasnya.
Dalam proses penjurian, aspek penghayatan, artikulasi, irama, dan ketukan menjadi faktor utama dalam menentukan pemenang. Adapun dewan juri yang bertugas adalah Benny Benke, A R Lubis, Djunaedi TA, dan Dhenny Kurnia.
Ajang ini bukan hanya soal hadiah, tetapi menjadi langkah awal dalam mengembangkan apresiasi terhadap puisi di kalangan jurnalis. Dengan suksesnya acara ini, bukan tak mungkin di tahun-tahun mendatang apresiasi seni di dunia pers akan semakin berkembang.
![Isra. mi'raj 2025](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2025/01/IMG-20250126-WA0002.jpg)
![](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-27-at-17.17.24.jpeg)