REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Menjelang Idul Adha 1444 Hijiriah, penjual bilah tusuk sate di Kota Banjarbaru mengaku masih sepi pembeli.
Seperti yang dialami pedagang bilah tusuk sate dari bambu, Ahmad Juki memgaku, saat ini penjualan bilah tusuk sate masih sepi pembeli, akan tetapi toples-toples paling banyak dicari pembeli (konsumen) sekarang.
“Tidak ada meningkat biasa aja, biasanya seperti toples-toples yang lebih ramai saat lebaran,” ucapnya kepada pewarta, Kamis (15/6/23).
Namun, kata Juki juga, hari ketiga sebelum lebaran Idul Adha biasanya penjualan bilah tusuk sate akan ramai pembeli.
Dikarenakan banyak warga yang menikmati daging kurban dengan cara bakar-bakaran sate bersama keluarga maupun teman-temannya.
Harga bilah tusuk sate ia menyebutkan, satu packnya Rp4.000 dengan isi kurang lebih 100 bilah.
“Hendak lebaran ramai aja tapi tidak terlalu ramai, paling yang membeli dari pedagang-pedagang gorengan atau tukang sate,” ungkapnya.
Adapun proses pembuatannya membutuhkan ketelitian dan waktu lama, bambu dipotong kecil-kecil menggunakan gergaji, kemudian dipotong menggunakan parang lalu dihaluskan, selanjutnya tusuk sate yang hampir jadi dijemur.
Kemudian dilakukan pengasapan dengan belerang, bertujuan untuk mengawetkan, mematikan kuman dan mempercantik warna menjadi kuning cerah, dimana tusuk sate dimasukan kedalam mesin belerang selama 2 hari.
Setelah itu bilah tusuk sate di oven selama 12 jam untuk mengurangi kadar air dan mencegah jamur.
Sementara itu, salah satu pedagang sate di Kota Banjarbaru Herman mengatakan, harga bilah tusuk sate sangatlah murah, namun, jika tidak ada akan menyulitkan para pedagang gorengan maupun pedagang sate.
“Satu hari biasa saya beli tusuk sate 2 sampai 3 pack, kadang sehari tidak habis masih bersisa,” pungkasnya.
Penulis Irma