REDAKSI8.COM– Banyak hal-hal menarik dalam Peringatan Haul Ke -13 Abah Guru Sekumpul kemarin, tidak hanya sekedar dijadikan sebagai tempat untuk peringatan moment haul semata akan tetapi juga menjadi tempat silaturahmi antar warga Banjar yang selama ini lama terpisah.
Dengan adanya peringatan haul Abah Guru Sekumpul, mereka kembali dipertemukan dengan handai taulan.
Hal inilah yang di alami oleh H. Bahtiar, Jamaah asal Tembilahan Kabupaten Indra Giri Hilir Provinsi Riau.
Bersama dengan sekitar 20 orang teman kerabat lainnya, mereka menempuh perjalanan ribuan kilometer melalui jalur udara dari Bandar udara Sultan Taha Pekanbaru Riau dengan transit terlebih dahulu di Bandar Udara Soekarno- Hatta untuk selanjut nya menuju Bandar udara SamsudinNoor Banjarmasin.
Dikatakannya, kedatangannya ke Kalimantan Selatan dimaksudkan untuk menghadiri acara peringatan haul Abah Guru Sekumpul.
Dan selama di Martapura kendati menginap di sebuah rumah yang disewakan selama setengah bulan, dalam waktu 10 hari dirinya bersama teman-teman rombongan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berziarah makam-makam alim ulama yang ada di Kalimantan Selatan seperti ke Makam Datuk Kelampayan (Syekh Muhammad Al-Banjari), Makam Habib Basyirih, KH. Muhammad Bakrie (Guru Bakrie) dan makam ulama lainnya.
Selama di Kalimantan Selatan, khususnya Sekumpul Martapura ia menyempatkan bertemu dengan seorang sanak keluarganya yang masih ada keterikatan keturunan.
Kendati hanya beberapa kali saja baru bertemu, namun keakraban diantara keluarga kembali terjalin saat bersilaturahmi kekediaman keluarga di Martapura.
“Alhamdulillah di acara haul inilah kita keluarga dapat dikumpulkan kembali, memang benar berkat Abah Guru Sekumpul,” Imbuh H. Bahtiar
Ditambahkannya, rata-rata orang Banjar di Tembilahan ingin sekali menghadiri acara Haul Guru Sekumpul setiap tahunnya.
Dan selama ini hubungan antara keluarga di Tembilahan dengan yang ada di Kalsel dilakukan hanya lewat via telepon, sedangkan untuk bertemu secara langsung sangat lah jarang.
“Kmungkinan hanya lewat acara haul seperti inilah yang dijadikan momentum silaturahmi antara keluarga Banjar yang ada di Kalimantan dan warga Keturunan Banjar di Tembilahan,” tetangnya.
“Disamping menjalin silaturahmi keluarga, tahun depan di haul berikut nya saya harap panjang umur agar dapat kembali lagi menghadiri haul Guru Sekumpul lagi,” harap H. Bahtiar.
Sementara Faridah, jama’ah asal Tembilahan lainnya, mengaku sangat senang dapat menghadiri acara haul kali ini.
Karena disamping dapat menghadiri haul dan bersilaturahmi dengan keluarga yang baru pertama kali ia temui meski ada keterikatan keturunan.
“Kami apabila sepulangnya dari sini (Haul Abah Guru Sekumpul), membawa pesan yang baik, maka orang-orang Tembilahan akan terus bertambah menghadiri acara haul, itulah yang selama ini terjadi,” pungkasnya.
Dari informasi yang didapat, tak kurang dari lima ratus jamaah keturunan Banjar yang datang dalam Haul Ke-13 Abah Guru Sekumpul tahun ini, baik yang berasal dari Tembilahan Kabupaten Indra Giri Hilir Provinsi Riau maupun dari Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung barat, Provinsi Jambi yang selama ini menjadi daerah mayoritas keturunan Banjar di Pulau Sumatera. ( wahyu)